Baje Kulet Tarok Menjadi Sorotan di Anjungan Nagan Raya, Berikut Sejarahnya
PROHABA.CO, BANDA ACEH - Baje Kulet Tarok merupakan pakaian tradisional yang dipakai oleh mayoritas Nagan Raya pada masa penjajahan belanda dahulu.
Baju ini menjadi sorotan banyak masyarakat yang berkunjung pada anjungan Nagan Raya.
Baju Kulet Tarok ini terbuat dari kulit pohon tarok, yaitu kulit kayu yang di parut kemudian serat-serat dari kayu tersebut dibentuk menjadi sebuah baju.
Umumnya masyarakat Nagan Raya dahulu menggunakan baju ini karena pada saat itu iklim di wilayah tersebut sangat dingin.
Baca juga: Anjungan Lhokseumawe Pamerkan Canang Ceurekeh yang Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Baca juga: Ada Jamu Bir Pletok di Stand Cabdisdik Aceh Timur, Produk Siswa SMKN Taman Fajar
Odi selaku koordinator bagian dekorasi dan anjungan Nagan Raya menyebutkan baju ini berumur kurang lebih 30 tahun lamanya.
Diketahui baju ini ditemukan pada tahun sekitar 1990 di Beutong Ateuh yang merupakan daerah pedalaman juga memiliki sejarah sebagai tempat pertahanan terakhir Cut Nyak Dhien dari pasukan Belanda.
“Kebanyakan masyarakat Beutong Ateuh membuat pakaian ini untuk menyangkal kedinginan pada wilayah tersebut,” Ujarnya.
Sementara itu, kancing dari baju tersebut terbuat dari bambu rebong Beutong yang berukuran besar dan tebal.
Tak hanya itu, Masyarakat Nagan Raya juga membuat topi dari serat pohon tarok yang dibuat berbentuk seperti topi-topi veteran yang digunakan oleh pasukan-pasukan Belanda pada masa itu.
“Pada masa penjajahan Belanda dulu, orang orang menggunakan topi ini,” ucap odi.
(Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat)
Baca juga: Stan UMKM Lhokseumawe Hadirkan Batik Ecoprint dan Cemilan Sehat Khas Daerah
Baca juga: Lhokseumawe Ikut Lomba Boh Gaca di PKA, Begini Motif Ornamen Khasnya
Baca juga: 88 Pekerjanya Tewas, PBB Sebut Perang Hamas-Israel Paling Mematikan bagi Lembaga Tersebut