Pria sering mengalami krisis identitas pada suatu saat dalam hidup mereka seperti saat mereka pensiun atau menghadapi perubahan besar dalam pekerjaan atau hubungan mereka.
12. Pengaruh media dan budaya
Gambaran maskulinitas yang tidak realistis di media dan budaya memberikan tekanan pada pria untuk memenuhi standar tertentu dan meningkatkan risiko bunuh diri jika mereka merasa tidak dapat mencapainya.
13. Histori kekerasan atau pelecehan
Pria dengan riwayat kekerasan atau pelecehan dapat mengalami efek psikologis jangka panjang yang meningkatkan risiko bunuh diri.
14. Faktor genetik dan biologis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan biologis seperti riwayat bunuh diri dalam keluarga dan gangguan mental, dapat meningkatkan kerentanan untuk bunuh diri.
Pencegahan bunuh diri membutuhkan pendekatan kesehatan mental yang komprehensif yang membahas interaksi kompleks dari berbagai faktor ini.
Edukasi, mengurangi stigma, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental, dan mendukung kesetaraan gender dapat berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang mendukung untuk individu yang mungkin berisiko. (Penulis adalah siswi magang dari SMKN 2 Lhokseumawe)
--- DISCLAIMER---
Berita atau artikel ini tidak bertujuan mengglorifikasi atau menginspirasi tindakan bunuh diri.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: