Dalam kajiannya, lanjut Rektor, Prof Yani tidak hanya menemukan beberapa keunggulan JKA.
Tapi, ia juga menemukan beberapa kelemahan JKA yang perlu dievaluasi bersama.
Untuk itulah, kajian Prof Yani ini perlu segera ditindaklanjuti khususnya oleh pemangku kebijakan yang ada di Aceh.
Baca juga: Dosen USK Kembali Cetak Prestasi, Dua Orang Terpilih Mengikuti DBI 2023
Baca juga: Guru Besar di USK Bertambah Jadi 165 Orang, Ini Lima Profesor yang Baru Dikukuhkan
Baca juga: 92 Pegawai USK Terima Satya Lencana dari Pemerintah, Rektor: Terima Kasih Atas Pengabdiannya
Kemudian, Prof Nazli dengan kepakarannya di bidang ilmu geofisika, mengkaji kontribusi geofisika eksplorasi dalam kajian arkeologi dan mitigasi bencana.
Ia menggunakan salah satu metode geofisika untuk pemetaan arkelogi dan mitigasi bencana, yaitu metode elektromagnetik khususnya elektromagnetik plane wave.
Melalui risetnya ini, Prof Nazli berhasil menemukan bukti-bukti ilmiah terkait peristiwa gempa purba khususnya yang terjadi di Aceh.
Salah satu temuan pentingnya adalah keberadaan sesar Sumatera Segmen Seulimuem yang melintasi sisi barat Gunung Api Seulawah.
“Prof Nazli juga berhasil mengkaji rekaman tsunami purba di sepanjang pantai Banda Aceh dan Aceh Besar.
Salah satu lokasi yang merekam jelas tsunami purba tersebut adalah di Guha Ekleuntie, Lhoong, Aceh Besar.
Dalam gua tersebut terendapkan sekitar 12 lapisan tsunami sejak 7.400 tahun silam,” ungkap Prof Marwan.
Baca juga: Tiga Dosen USK Masuk 100 Ilmuwan Berpengaruh di Indonesia, Ini Nama-nama dan Keahlian Mereka
Baca juga: Prodi Ekonomi Pembangunan USK Raih Akreditasi Unggul, Wakil Rektor Beri Apresiasi
Baca juga: Ghina Ghefira, Mahasiswa USK Lulus Seleksi Pertukaran Mahasiswa ke Italia
Lalu ada Prof Sofyan A Gani yang memberikan perhatian serius terhadap upaya kelestarian lingkungan.
Menurutnya, penyebab utama kerusakan lingkungan adalah perilaku manusia yang berawal dari cara berpikir jangka pendek karena memandang sumber daya bumi tak terbatas.
Selain itu, kehadiran iptek tidak hanya membawa kemajuan tapi turut berpotensi mengancam kelestarian lingkungan.
“Prof Sofyan berupaya mewujudkan tujuan dasar dari pendidikan lingkungan itu sendiri yaitu bagaimana membuat individu dan masyarakat memahami sifat kompleks alam dan lingkungan, serta memahami bentuk dari pembangunan berkelanjutan,” ujar Rektor.
Rektor meyakini bahwa kajian Prof Sofyan ini sangat penting untuk ditindaklanjuti khususnya dalam merumuskan kembali kurikulum pendidikan, sehingga mampu menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya kelestarian lingkungan.
Baca juga: USK Sabet Medali Perak, Ciptakan Aplikasi Gigoe Detection
Baca juga: Jumlah Guru Besar di USK Bertambah Lagi, Lima Profesor Baru Dikukuhkan
Baca juga: Tim USK Beri Penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut kepada Murid PAUD di Banda Aceh