PROHABA.CO, QUITO - Seorang gembong narkoba yang paling berbahaya telah melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum setelah terjadi kerusuhan di beberapa penjara di negara Ekuador pada Minggu (7/1/2024).
Melansir dari Al Jazeera, Presiden Ekuador Daniel Noboa telah mengumumkan mobilisasi tentara selama 60 hari di jalan-jalan dan penjara di Ekuador disaat pihak berwenang negara tersebut memburu Jose Adolfo Macias atau dikenal dengan nama Fito.
Jam malam pun diberlakukan di Ekuador mulai pukul 23:00 (04:00 GMT) hingga pukul 05:00 (10:00 GMT) setiap hari, ucap presiden tersebut.
Presiden tersebut mengatakan, "kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris atau beristirahat sampai kami mengembalikan perdamaian kepada seluruh warga Ekuador."
Jose Adolfo Macias (44) merupakan pemimpin dari geng Los Choneros, ia dinyatakan hilang melarikan diri oleh polisi setempat saat melakukan pemeriksaan disebuah penjara di kota pelabuhan Guayaquil.
Juru bicara kepresidenan Roberto Izurieta mengatakan Jose Adolfo Macias sebelumnya telah diberitahu oleh rekan-rekan napi lainnya bahwa polisi akan tiba dalam beberapa jam kedepan.
Diketahui bahwa Jose Adolfo Macias juga telah menebarkan teror kepada seluruh narapidana yang ada di penjara tersebut.
Baca juga: Personel Polres Belitung Tangkap Kurir Sabu Bandar Narkoba
"Kekuatan penuh negara dikerahkan untuk menemukan individu yang sangat berbahaya ini," kata Izurieta kepada televisi domestik pada Senin (8/1/2024).
Sementara itu kantor kejaksaan telah memulai penyelidikan terhadap peristiwa kaburnya napi paling berbahaya di Ekuador ini serta mengajukan tuntutan kepada dua petugas penjara yang diduga telah terlibat dalam pelarian Jose Adolfo Macias alis Fito.
Fito sendiri telah menjalani hukuman 34 tahun penjara karena kasus kejahatan yang terorganisir, perdagangan narkoba, dan juga pembunuhan sejak 2011.
Ini merupakan kali kedua Fito melarikan diri dari penjara.
Pelarian pertama Fito terjadi pada tahun 2013 lalu dan berhasil ditangkat kembali setelah tiga bulan pelariannya.
Fito dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum pada Agustus 2023 lalu dengan melibatkan ribuan pasukan keamanan.
Seminggu sebelum kematiannya, kandidat anti-kartel Villavicencio mengatakan dia menerima ancaman dari Fito.
Negara Ekuador dikenal sebagai surga damai antar eksportir kokain terkemuka Kolombia dan Peru.
Dalam beberapa tahun terakhir, geng-geng di Ekuador yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko dan Kolombia bersaing untuk mendapatkan kendali sehingga menciptakan kekerasan yang meledak di Ekuador.
Biasanya para geng-geng tersebut perang di penjara-penjara Ekuador di mana para pemimpin kriminal seperti Fito sangat berpengaruh.
Baca juga: Ilmuwan Teliti Jasad Alien di Meksiko, Tidak Ditemukan Hasil Rekayasa
Baca juga: Mantan Narapidana Nusakambangan, Bandar Sabu Ditangkap Lagi Setelah Bebas 6 Bulan
Sejak tahun 2021 lalu, sekitar 460 napi tewas dalam pertempuran tersebut bahkan tubuh mereka seringa ditemukan telah terpotong-potong atau bahkan dibakar.
Fito merupakan penjahat dengan karakteristik yang berbahaya karena ia telah mempelajari hukum di penjara sehingga aktivitas sehari-harinya memiliki karakteristik terorisme.
"pencarian terus berlanjut, ia akan ditemukan, dia harus ditemukan," kata juru bicara tersebut.
Sejumlah kerusuhan telah terjadi di lembaha pemasyarakatan di enam provinsi di Ekuador setelah pelarian Fito.
Polisi dan tentara bersenjata lengkap memasuki penjara El Oro, Loja, Chimborazo, Cotopaxi, Azuay dan Pichincha, setelah itu militer menyebarkan gambar narapidana setengah telanjang yang ditangkap di halaman.
SNAI mengatakan tidak ada korban luka akibat “insiden” tersebut.
Video lain di media sosial, yang tidak diverifikasi oleh pihak berwenang, dimaksudkan untuk menunjukkan narapidana yang mengenakan penutup kepala mengancam petugas dengan pisau saat mereka memohon agar nyawa mereka tetap dipertahankan.
Noboa berkuasa dengan janji untuk memberantas geng dan ketidakamanan.
Dalam kampanyenya, ia mengusulkan pembentukan sistem peradilan terpisah untuk kejahatan paling serius, memiliterisasi perbatasan dengan Kolombia dan Peru, dan memenjarakan pelaku paling kejam di kapal tongkang lepas pantai.
Pekan lalu, ia mengumumkan pembangunan dua penjara baru dengan keamanan maksimum yang serupa dengan yang dibangun oleh Presiden El Salvador Nayib Bukele, yang memimpin tindakan keras kontroversial terhadap geng-geng yang dianggap telah mengurangi secara drastis tingkat pembunuhan di negaranya.
(Penulis adalah mahasiswa Internship dari Universitas Teuku Umar, Meulaboh)
Baca juga: Terkait Genosida Israel di Gaza, Mahkamah Internasional Tindak Lanjuti Laporan Afrika Selatan
Baca juga: Tiga Orang Divonis Mati dalam Kasus Penyelundupan 200 Kg Sabu, Satu Pelaku Diduga Kabur di jakarta
Baca juga: Diduga Terlibat Sindikat Prostitusi di Malaysia, 32 Wanita Indonesia Ditangkap
Update berita lainnya di PROHABA.CO dan Google News.