Senada dengan al-Shannat, Abdul Salam al-Bik (47), pengungsi dari lingkungan Zeitoun di Gaza, mengaku kaget dan sedih saat mendengar kabar Haniyeh tewas.
Al-Bik mengatakan Haniyeh saat ini termasuk di antara korban-korban serangan Israel.
"Ismail Haniyeh adalah seorang pria Palestina sebelum ia menjadi seorang pemimpin.
Namun, pembunuhannya hari ini menjadikan ia salah satu korban serangan Israel, sama seperti kami di Gaza," ujar al-Bik.
Ia meyakini tewasnya Haniyeh tidak akan mengubag apapun di Gaza.
Al-Bik, yang mengaku putus asa, merasa masyarakat dunia sudah tak lagi 'tertarik' pada apa yang terjadi di wilayah kantong tersebut.
"Membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua juga tidak mengubah apapun.
Bahkan jika seluruh penduduk Palestina dimusnahkan, tidak akan ada yang bergerak."
"Sebagai warga Palestina, saya merasa dunia sudah bosan dengan kami.
Rezim-rezim Arab dan asing sudah bosan dengan berita tentang kami," tutur al-Bik.
"Kami telah kehilangan para pemimpin nasional dan elit masyarakat, dan kami terus kehilangan mereka."
"Perang ini bukan melawan Hamas. Perang ini melawan semua orang Palestina, bahkan air dan udara yang kita hirup," lanjutnya.
Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dilaporkan Meninggal Dibunuh di Iran
Baca juga: Ratusan Warga Palestina Meninggal dan Terluka akibat Serangan Baru Israel di Gaza
Israel Tak Membedakan Targetnya
Menanggapi tewasnya Ismail Haniyeh, seorang pengungsi di kamp darurat, Zahwa al-Samouni (62), menyebut Israel tidak membedakan targetnya, pemimpin, pejuang, atau warga sipil.
"Saya warga sipil yang terusir, saya bisa menjadi sasaran kapan saja," ujar al-Samouni.