Kinerja Bio Farma masih lunglai karena impairment dari vaksin Covid-19.
Saat itu, Bio Farma ditugaskan membeli vaksin sebanyak-banyaknya untuk ketersediaan vaksin.
Namun, ketika Covid-19 sudah tidak ada, sisa vaksinnya mesti dilakukan impairment karena sudah melebihi tanggal kedaluwarsa (lewat expired date).
“Jadi itu saya rasa bukan sesuatu yang dilihat sebagai kerugian negara karena memang kita harus reserve karena pada saat itu kita perang melawan Covid-19,” ucap Erick.
Erick menambahkan, Bio Farma sudah mendapatkan komitmen baru dari internasional senilai Rp 1,4 triliun untuk distribusi vaksin polio.
Hal ini karena Bio Farma menjadi bagian yang terpenting untuk vaksin polio di dunia.
“Hampir 85 persen produksi dalam negeri yang didistribusikan ke 150 negara.
Ini salah satu sebenarnya the real global company yang kita punya,” terang dia.
Selain Bio Farma, PT Indofarma saat ini sedang menyelesaikan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan PT Kimia Farma sedang melakukan restrukturisasi.
“Di sini termasuk Indofarma kita perbaiki terlepas dari isu-isunya, kita akan selesaikan dengan tentu kepegawaiannya.
Namun, kita mesti scale up sedikit untuk menjadi supply chain itu,” kata Erick.
3. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Erick menerangkan, sudah ada jalan Wijaya Karya untuk restrukturisasi.
Termasuk dari Wika Realty yang ekspansi berlebihan atau over-expansion di tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, Kementerian BUMN sedang melakukan penelitian lebih dalam terkait hal tersebut.