Keracunan menjadi situasi serius dan paling membahayakan yang dapat dialami hewan peliharaan Anda tersebut.
PROHABA.CO, JAKARTA - Setiap kucing dari segala usia, baik anak kucing, kucing dewasa, maupun kucing senior atau tua, dapat mengalami keracunan kapan saja.
Keracunan menjadi situasi serius dan paling membahayakan yang dapat dialami hewan peliharaan Anda tersebut.
Keracunan pada kucing terjadi karena menelan zat beracun, menghirupnya, serta menyerapnya melalui kulit.
Untungnya, keracunan pada kucing lebih jarang terjadi dibanding anjing karena kucing cenderung lebih teliti terhadap apa yang ditemui.
Meski begitu, pemilik kucing tetap harus mewaspadainya dan menjauhkan sahabat bulu dari hal-hal yang menyebabkan keracunan.
Lavinta Viena, dokter hewan sekaligus Co-Founder Vet Furries Housecall Vet, menjelaskan, ketika kucing keracunan, berbagai gejala dapat terjadi, mulai dari muntah cairan hingga berbusa, diare, lemas, dehidrasi, hingga permasalahan neurologis seperti gemetar, tremor, dan kejang-kejang.
Selain itu, gejala kucing keracunan meliputi sesak napas atau sulit bernapas.
"Zat beracun memiliki dampak yang membuat pernapasan kucing terganggu," ucap dokter Lavinta dikutip dari Kompas.com.
Keracunan juga membuat lidah dan gusi kucing terlihat membiru.
Hal ini karena racun yang masuk sudah menghambat oksigen sehingga tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Beberapa racun memiliki penawar yang merupakan obat khusus yang diberikan untuk menangkal racun tertentu.
Racun yang tidak memiliki penawar khusus akan ditangani dengan perawatan suportif melalui obat-obatan dan suplemen untuk memperbaiki gejala serta mencegah agar tidak ada lagi racun yang terserap ke dalam tubuh.
Lavinta mengatakan, ada sejumlah penyebab kucing keracunan.
Salah satunya makanan, seperti cokelat, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, anggur, kismis, dan alpukat.