Ramadhan 2025

Apakah Benar Tidur Orang Berpuasa Bernilai Ibadah? Berikut Hadistnya!

Penulis: Riva Ramadhani
Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSRASI TIDUR - Tidur saat sedang berpuasa sudah menjadi bagian dari setiap orang, apalagi dibulan Ramadhan.

Apakah Benar Tidur Orang Berpuasa Bernilai Ibadah? Berikut Hadistnya!

PROHABA.CO - Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang penuh berkah dan refleksi bagi umat Islam di seluruh dunia, selain menjalankan ibadah puasa, banyak orang juga berusaha meningkatkan kualitas ibadah mereka dengan berbagai cara. 

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai kebenaran hadis yang menyebutkan bahwa "tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah," Namun, benarkah hal tersebut?

Sejumlah ulama dalam beberapa situs lembaga agama, memberikan penjelasan mengenai status hadis tersebut serta makna di baliknya.

Baca juga: 6 Keutamaan Malam Nuzulul Quran dan 5 Amalan yang Dikerjakan Diperingati 17 Ramadhan 2025

Status Keshahihan Hadis

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Fatihun Nada, menjelaskan bahwa hadis tersebut tergolong lemah atau dhaif. 

"Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.

Namun, perlu diketahui bahwa hadis ini berstatus tidak sahih atau tergolong dalam hadis da’if (lemah)," tegas Kiai Fatihun saat diwawancarai MUIDigital, Jum’at (7/3/2025). dikutip dari muidigital.

Karena kelemahannya, hadis ini tidak dapat dijadikan sebagai landasan utama dalam memahami bahwa tidur saat puasa benar-benar bernilai ibadah.

Senada dengan itu, cendekiawan Muslim Prof. Quraish Shihab juga menyatakan bahwa hadis tersebut tidak memiliki derajat keshahihan yang kuat dan lebih bersifat motivasi ketimbang hukum syar'i.

Baca juga: Ini Manfaat Kurma untuk Berbuka Puasa, Buah yang Perlu Dihindari Menurut Pakar Gizi

Tidur yang Bernilai Ibadah

Meskipun hadis tersebut di sebut dhaif, beberapa ulama tetap menjelaskan bahwa tidur bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar. 

Misalnya, tidur yang dimaksudkan untuk mengumpulkan tenaga agar bisa lebih optimal dalam menjalankan ibadah lainnya seperti shalat, membaca Al-Qur’an, atau bekerja dengan baik.

Selain itu, menurut Gus Baha, seorang ulama asal Jawa Tengah, tidur juga dapat bernilai positif karena dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan dosa seperti menggunjing, mencaci maki, atau berbuat maksiat yang dapat merusak pahala puasa.

Baca juga: Program Diet Selama Ramadhan, Ini 9 Jenis Menu yang Cocok Dikonsumsi Saat Sahur dan Berbuka

Tidak Dianjurkan Tidur Berlebihan

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menekankan bahwa tidak seharusnya seseorang memperbanyak tidur di siang hari saat berpuasa. 

Hal ini karena puasa seharusnya menjadi sarana untuk merasakan lapar dan haus, yang dapat membantu menjernihkan hati dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Nah, jadi Meskipun ada hadis yang menyebutkan bahwa "tidur orang yang berpuasa adalah ibadah," namun hadis tersebut berstatus dhaif dalam artian hadis tersebut lemah. 

Tidur tetap bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk kebaikan, seperti menjaga energi agar tetap kuat dalam beribadah. 

Namun, tidak dianjurkan untuk tidur berlebihan hingga mengurangi kesempatan dalam melakukan amal baik selama Ramadhan.

Dengan demikian, yang lebih utama adalah tetap menjaga kualitas ibadah dengan memperbanyak amal saleh, dibandingkan hanya mengandalkan tidur sebagai ibadah.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Mudik, Menag Geser Libur Lebaran Lebih Awal

Baca juga: Gerhana Bulan Total Akan Terjadi pada 14 Maret 2025, Apakah Terlihat di Indonesia?

(Penulis adalah mahasiswa internship Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)

Update berita lainya di PROHABA.CO dan Google News.