- dismissive: merasa diri kuat dan mandiri, tapi tidak percaya pada orang lain;
- fearful: ingin dekat dengan orang lain, tapi juga takut disakiti, sehingga sering menarik-ulur hubungan.
Temuan besar
Dalam sebuah studi besar, para peneliti menganalisis 33 penelitian sebelumnya dengan total lebih dari 10.000 peserta.
Mereka ingin tahu hubungan antara narsisisme dan gaya kelekatan orang dewasa.
Hasilnya menarik: secara umum, narsisisme memang berhubungan dengan gaya kelekatan yang tidak aman.
Namun, saat diteliti lebih dalam, terlihat perbedaan mencolok antara dua jenis narsisisme tadi.
Narsisisme ‘vulnerable’ ternyata punya hubungan kuat dengan gaya kelekatan ‘preoccupied’ dan ‘fearful’.
Artinya, orang dengan narsisisme jenis ini kemungkinan besar punya pola hubungan yang rumit sejak kecil.
Sebaliknya, narsisisme ‘grandiose’ tidak terlalu terkait dengan gaya kelekatan.
Apakah ini berarti gaya kelekatan yang tidak aman menyebabkan seseorang jadi narsistik?
Belum tentu.
Penelitian ini hanya menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat.
Untuk membuktikannya, diperlukan penelitian jangka panjang.
Namun demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa pengalaman masa kecil yang penuh ketidakpastian, pengabaian, atau kekerasan bisa menjadi faktor risiko berkembangnya narsisisme ‘vulnerable’.
Sifat narsistik bisa jadi cara bertahan hidup secara emosional.
Meskipun gaya kelekatan biasanya terbentuk sejak kecil, bukan berarti tidak bisa berubah.