Namun, jika tidur yang kurang terjadi berulang-ulang, risiko terkena hipertensi pun meningkat tajam.
- Peradangan pada pembuluh darah
Kekurangan durasi tidur juga memicu respon inflamasi atau peradangan di tubuh, termasuk di dalam pembuluh darah.
Hal ini bisa menyebabkan kerusakan pembuluh dan turut berkontribusi pada munculnya tekanan darah tinggi.
- Gangguan nocturnal dipping
Ketika tidur dengan durasi berkecukupan dan berkualitas, tekanan darah biasanya turun secara alami.
Proses ini disebut sebagai nocturnal dipping.
“Nocturnal dipping adalah penurunan tekanan darah secara alami ketika tubuh sedang tidur nyenyak dan dalam waktu yang memadai,” jelas Santi.
Sayangnya, pada orang yang tidur tidak nyenyak atau kurang tidur, proses ini tidak terjadi.
Alhasil, hipertensi bisa terjadi.
Efek hipertensi yang perlu diwaspadai
Bahaya kurang tidur tidak berhenti pada naiknya tekanan darah semata.
Jika terus-menerus dibiarkan, hipertensi bisa juga memicu berbagai penyakit kronis lain.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sekitar 59,1 persen penyebab disabilitas (terkait penglihatan, pendengaran, hingga berjalan) pada kelompok usia 15 tahun ke atas berasal dari penyakit yang didapat.
Dari angka itu, 53,5 persen merupakan penyakit tidak menular, dan hipertensi menyumbang 22,2 persen kasus.
Hipertensi bahkan dikenal sebagai ‘the silent killer,’ karena sering hadir tanpa gejala.
Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu komplikasi berat, seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung.