Berita Aceh Barat

Gedung SMPN 6 Meureubo Rusak Berat, Hanya Tiga Ruang Kelas Masih Layak Digunakan

Kondisi bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Meureubo di kawasan Komplek Budha Tzu Chi, Peunaga Paya, Kecamatan Meureubo,

Editor: Muliadi Gani
SERAMBI/SA'DUL BAHRI
RUANGAN SEKOLAH RUSAK - Kondisi bangunan ruangan sekolah yang telah hancur di SMPN 6 Meureubo di kawasan Komplek Budha Tzu Chi, Peunaga Paya, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (11/9/2025). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

PROHABA.CO, MEULABOH –  Kondisi bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Meureubo di kawasan Komplek Budha Tzu Chi, Peunaga Paya, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, kini sangat memprihatinkan.

Bangunan yang merupakan bantuan dari lembaga non-pemerintah (NGO) pasca tsunami tersebut mengalami kerusakan serius, diduga akibat aksi perusakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Hampir seluruh bagian bangunan mengalami kerusakan signifikan.

Plafon sejumlah ruangan runtuh karena termakan usia, sementara seluruh kaca jendela pecah tanpa tersisa. 

Dinding berbahan asbes tampak hancur, diduga sengaja dirusak.

Sebagian besar ruang kelas dalam kondisi terbuka tanpa pengamanan.

Dari total ruang belajar yang tersedia, hanya tiga ruangan yang masih dapat digunakan untuk proses belajar mengajar.

Enam ruangan lainnya tidak dapat difungsikan karena rusak berat dan atap bocor.

Kepala SMPN 6 Meureubo, Kasumi Mari, dalam keterangannya dikutip Serambinews, Kamis (11/9/2025), menyampaikan keprihatinannya atas kondisi sekolah yang semakin tidak layak.

Baca juga: Sepmor Ditabrak Dumtruk, Siswi di Aceh Barat Meniinggal, Begini Kejadiannya

Menurutnya, pihak sekolah bahkan tidak lagi memiliki ruang guru yang layak, sementara bangunan yang masih digunakan mengalami kebocoran parah saat hujan.

“Secara administrasi kita lengkap, namun kondisi fisik bangunan sangat tidak memungkinkan.

Kami sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah agar gedung SMPN 6 Meureubo dapat segera direnovasi,” harap Kasumi Mari.

Ia menambahkan, sejak menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2022, sejumlah bangunan tersebut memang sudah dalam kondisi rusak akibat ulah pihak tak bertanggung jawab.

Kerusakan ini tidak hanya mengganggu kegiatan belajar mengajar, tetapi juga membahayakan keselamatan siswa dan guru.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved