Lengan Perawat Abdya Putus Masih Misteri, Polisi Ikut Bingung
Kasus perawat di Aceh Barat Daya (Abdya), Anna Mutia (28), yang mengalami putus lengan kanannya saat mengendara sepeda motor..
PROHABA, BLANGPIDIE – Kasus perawat di Aceh Barat Daya (Abdya), Anna Mutia (28), yang mengalami putus lengan kanannya saat mengendara sepeda motor (sepmor) masih berbalut misteri.
Hingga hari keempat, Kamis (31/12/2020), masih belum jelas apa yang menyebabkan lengan perawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) itu terputus.
Polisi juga ikut bingung. Satreskrim Polres Abdya hingga saat ini belum menemukan penyebab putusnya lengan Anna Mutia.
“Masih kita pertajam penyelidikan,” ujar Kapolres Abdya, AKBP Muhammad Nasution SIK kepada Prohaba, Kamis (31/12/2020).
Lengan kanan Anna Mutia diketahui putus tiba-tiba pada bagian atas siku saat dalam perjalan pulang seusai tugas piket malam di RSUTP Abdya.
Anna dan seorang rekannya pulang menggunakan sepmor masing- masing melalui jalan lintasan Desa Ujong Padang menuju Ie Mameh, tembus ke Simpang Tiga Krueng Batee (Jalan Raya), Kecamatan Kuala Batee.
Hingga kini belum diketahui apa yang menyebabkan lengan Anna terputus.
Korban mengaku tak tahu apa yang terjadi, meski saat kejadian itu ia masih dalam kondisi sadar.
Demikian juga dengan teman Anna yang pulang bersama dirinya saat hari kejadian, juga tidak tahu-menahu.
Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi, mengaku sudah memeriksa lima saksi, tetapi belum ada yang mampu menjelaskan dan melihat langsung kejadian itu.
Baca juga: Tangan Perawat RSUTP Putus Diduga Kena Benda Tajam, Berhasil Disambung di RSUZA
“Sampai saat ini kita belum menemukan petunjuk dan titik terang apa penyebab putusnya tangan korban,” ujarnya.
Karena itu pihaknya belum bisa menyimpulkan, apakah itu kasus laka lantas atau masuk kategori kriminal. “Belum ada.
Iya, kami bingung juga ni, kok bisa tangannya putus,” ungkapnya.
Meski begitu, polisi akan terus berusaha mengungkapkan kasus tersebut, termasuk meminta keterangan terhadap korban dan keluarga dekat.
“Iya, kita tunggu beliau, karena beliau yang mampu jelaskankan.
Saksisaksi yang kita periksa pun tak ada yang bisa memberikan petunjuk,” imbuh AKP Erjan Dasmi.
Tinjau TKP Untuk mencari informasi lebih jauh, Prohaba meninjau tempat kejadian di Dusun (Lorong) Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh.
Amatan wartawan media ini, kodisi jalan di tempat kejadian sudah beraspal mulus dan tidak bergelombang.
Suasana di sekitar lokasi sebenarnya juga tidak terlalu sepi.
Meskipun tidak ada rumah penduduk, tetapi di sebelah kiri jalan menuju Ie Mameh terdapat hamparan kebun jagung yang sudah dipanen.
Bersebelahan dengan areal kebun kelapa sawit milik masyarakat dengan ketingian pohon sekitar 5-6 meter.
Sedangkan sebelah kanan jalan terdapat hamparan lahan terbuka bekas penanaman kacang tanah.
Lahan terbuka itu itu dibatasi pagar dari kayu hidup dan diapit bentangan kawat berduri.
Saksi juga bingung Saat kejadian Senin (28/12/2020) sekira pukul 08.30 WIB, di lokasi ada beberapa petani yang bekerja membersihkan lahan.
Dua di antaranya adalah Bustami dan Cut Abu, warga Desa Ujong Padang.
Baca juga: Tangan Putus Total, Perawat Abdya Tergeletak di Jalan Sepi, Korban Tak Sadarkan Diri
Saat kejadian, Bustami dan Cut Abu mengaku sedang membersihkan lahan dengan cara menebas rumput.
Jaraknya sekitar 30 dan 25 meter dari titik lokasi Anna Mutia mengalami insiden putus lengan.
“Saya mendengar suara orang menjerit minta tolong dan terdengar suara seperti suara kendaraan jatuh.
Saat kami tiba di lokasi, sudah ada teman korban yang mengendarai kendaraan lain juga menjerit histeris minta tolong.
Suasana di lokasi segera menjadi ramai oleh para pelintas,” kata Bustami yang juga dibenarkan Cut Abu.
Bustami melihat korban tergeletak di atas aspal dalam posisi tubuh melintang di atas jalan.
Lengan korban yang terputus mengeluarkan darah segar, sedangkan potongan lengan lainnya terpisah sekitar 2 meter.
Saat kejadian itu, Bustami dan Cut Abu mengaku tidak ada melihat pekerja yang melintas membawa alat potong kelapa sawit, berupa galah yang ujungnya diikat sabit (pisau dodos).
Juga tidak melihat orang lain di jalan atau dalam semak di bahu jalan.
“Kalau ada, kan bisa terlihat oleh kami, karena hanya terhalang pagar yang tembus pandang ke jalan,” kata Bustami.
Ia juga bingung memikirkan penyebab sehingga korban mengalami putus lengan.
Ia tak berani berspekulasi tentang kemungkinan disebabkan kecelakaan tunggal.
Apalagi di lokasi tidak terdapat benda tajam, kecuali tunggul pohon angsana yang lumayan besar.
Pohon itu tumbuh di sebelah kiri jalan atau bersebelahan dengan tanaman kelapa sawit.
Beberapa warga menduga, Anna sudah menjadi target pelaku yang menunggu di balik semak yang berada di bahu jalan sekitar lokasi.
Bisa jadi pelaku melakukan aksinya dengan sangat cepat dengan melayangkan senjata tajam tepat mengenai lengan kanan korban, dan langsung mundur ke dalam semak sehingga tidak diketahui orang lain.
Suami Anna, Fajri, sebelumnya juga mengaku bingung atas kasus yang menimpa istrinya.
“Peristiwa itu sangat janggal dan aneh.
Ada sesuatu yang tak mampu terpikirkan oleh saya,” kata Fajri yang mengaku sedang mendampingi istrinya di RSUZA Banda Aceh.
Fajri mengaku sudah bertanya langsung kepada istrinya saat dalam perjalanan ke Banda Aceh.
Kepada suaminya, Anna mengaku tidak mengalami kecelakaan lalu lintas, juga tidak berpapasan dengan orang atau kendaraan lain.
“Istri saya hanya mendengar suara berdetak.
Lalu, separuh tangan kanannya putus dan jatuh. Dia (korban) masih sadar dan sempat menjerit minta tolong kepada temannya yang melaju di depan,” papar Fajri. (c50/nun)