Potensi Obat Covid-19 Ternyata Ditemukan pada Obat Cacing Pita
Studi baru yang dipublikasikan secara daring di jurnal ACS Infectious Disease menemukan potensi obat Covid-19 di antara obat cacing pita...
Senyawa salisilanilida No. 11 ini, tidak terdapat di kebanyakan obat cacing pita dan disebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai obat Covid-19.
WHO, FDA, dan badan otoritas obat di sejumlah negara masih belum izinkan atau rekomendasikan ivermectin sebagai obat Covid-19, karena obat ini bukan obat antivirus.
Baca juga: Suntik Vaksin Kosong ke Anak, Perawat EO Minta Maaf dan Ngaku Menyesal
Senyawa ini berbeda dari kebanyakan komponen utama obat cacing pita komersial, termasuk kemampuan obat ini untuk melewati usus dan diserap ke dalam aliran darah, tanpa toksisitas yang mengkhawatirkan.
“Niclosamide pada dasarnya membatasi jalur pencernaan, dan itu masuk akal, karena di situlah parasit berada,” kata Janda.
Untuk penjelasan ini, lanjut Janda, penggunaan kembali obat sederhana untuk pengobatan Covid-19 akan berlawanan dengan intuisi.
Sebab, menurutnya, Anda menginginkan sesuatu yang tersedia secara hayati, tetapi tidak memiliki toksisitas sistemik yang dimiliki niklosamida.
Janda mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen salicylanilide 11 masuk ke aliran darah, dibandingkan dengan sekitar 10 persen obat antiparasit niclosamide, yang baru-baru ini memasuki uji klinis sebagai pengobatan Covid-19.
Dalam eksperimen yang dilakukannya, menunjukkan bahwa dari banyak jenis salisilanilida yang dimodifi kasi yang dia buat di laboratorium, No. 11 dapat memengaruhi infeksi yang disebabkan oleh virus corona penyebab pandemi Covid-19, dalam dua cara.
Senyawa salisilanilida No. 11 ini, pertama dapat mengganggu virus saat menyimpan materi genetiknya ke dalam sel yang diinfeksi, sebuah proses yang disebut endositosis.
Baca juga: Setelah Varian Delta, Beta dan Alpha, WHO Akan Gunakan Rasi Bintang Untuk Namai Varian Covid-19
Proses endositosis membutuhkan virus untuk membentuk paket berbasis lipid di sekitar gen virus.
Paket akan memasuki sel yang terinfeksi dan larut, sehingga mesin pembuat protein sel yang terinfeksi dapat membacanya dan menghasilkan salinan virus baru.
Senyawa salicylanilide No. 11 ini akan muncul untuk mencegah pembauran paket tersebut, sehingga virus tidak bisa bereplikasi.
“Mekanisme antivirus senyawa adalah kuncinya.
Ini akan menghalangi materi virus keluar dari endosom, dan itu hanya akan terdegradasi.
Proses ini tidak memungkinkan partikel virus baru dibuat dengan mudah,” jelas Janda.