Tahukah Anda
Letusan Bawah Laut Terbesar di Dunia Ciptakan Gunung Berapi Raksasa
Studi terbaru yang diterbitkan pada 26 Agustus 2021 di Journal Nature Geoscience menemukan bahwa letusan bawah laut aktif terbesar yang pernah ...
PROHABA.CO - Studi terbaru yang diterbitkan pada 26 Agustus 2021 di Journal Nature Geoscience menemukan bahwa letusan bawah laut aktif terbesar yang pernah tercatat pada tahun 2018 lalu melahirkan 'bayi' berupa gunung berapi bawah laut raksasa seukuran gedung pencakar langit.
Melansir Live Science, Rabu (20/10/2021) para ilmuwan menemukan gunung berapi setinggi 820 meter di Samudra Hindia bagian barat, di lepas pantai Madagaskar.
Ini juga seakan menjadi jawaban dari serentetan gempa di wilayah yang biasanya tenang secara seismik.
Setelah mengumpulkan data geologi, termasuk informasi survei bawah laut tahun 2019 di wilayah tersebut, tim peneliti menyadari bahwa ada gunung berapi baru di bawah laut ini sekitar 1,5 kali lebih tinggi dari gedung One World Trade Center di New York.
Gunung berapi bawah laut raksasa ini mengambil reservoir magma vulkanik terdalam.
"Sumber magma, reservoir, sangat dalam (sekitar 55 kilometer) di bawah tanah," ujar ahli geologi kelautan dari Paris Institute of Earth Physics (IPGP) University of Paris sekaligus ketua peneliti, Nathalie.
"Ini adalah pertama kalinya dalam vulkanologi bahwa kita dapat melihat reservoir yang begitu dalam di dasar litosfer (kulit terluar bumi yang mencakup mantel atas dan kerak)," lanjutnya.
Sementara itu, sekitar Mei 2018 hingga Mei 2021 tercatat lebih dari 11.000 gempa bumi yang terdeteksi mengguncang Mayotte, sebuah pulau kecil di Prancis yang berada di antara Madagaskar dan Mozambik.
Baca juga: Studi Ungkap Letusan Gunung Berapi Picu Keasaman Laut Zaman Kapur
Gempa paling kuat yang terjadi berkekuatan M 5,9.
Selain itu, terdapat dengungan seismik aneh serta gempa berfrekuensi sangat rendah berasal jauh di bawah tanah yang tidak bisa dirasakan di permukaan, tapi tercatat seismometer.
Gempa berfrekuensi sangat rendah ini terkait dengan aktivitas gunung berapi.
Aktivitas seismik dadakan ini tentu sangat mengejutkan, mengingat hanya dua gempa bumi yang terdeteksi di dekat Mayotte sejak 1972 hingga sekarang.
Pada Juli 2018 lalu, menurut data GPS, para ilmuwan menyadari bahwa Mayotte bergerak ke arah timur sekitar 20 cm per tahun. Pada saat itu, pulau ini hanya memiliki tiga atau empat stasiun GPS, sehingga para ilmuwan memasang sistem satelit navigasi global dan seismometer dasar laut di sekitar pulau untuk mempelajari lebih lanjut tentang perubahan geologis yang terjadi.
Gabungan penggunaan seismometer darat dan dasar laut menangkap 17.000 peristiwa antara Februari hingga Mei 2019.
"Kami berharap melihat sesuatu, tapi itu belum pasti," ungkap Feuillet.