Luar Negeri

Miliarder Wanita Termuda Dunia Divonis Bersalah atas Penipuan Teknologi Medis

Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes, dinyatakan bersalah menipu para investor dalam sidang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Negara ...

Editor: Muliadi Gani
zoom-inlihat foto Miliarder Wanita Termuda Dunia Divonis Bersalah atas Penipuan Teknologi Medis
FOTO: REUTERS via BBC INDONESIA
Elizabeth Holmes sempat dijuluki “perempuan miliarder termuda di dunia” oleh majalah Forbes dan mendapat predikat “The Next Steve Jobs” oleh Inc, majalah bisnis yang memajang wajahnya di sampul. Kini ia divonis bersalah karena melakukan penipuan menggunakan teknologi kesehatan.

PROHABA.CO, KALIFORNIA - Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes, dinyatakan bersalah menipu para investor dalam sidang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Negara Bagian Kalifornia, Amerika Serikat.

Jaksa penuntut umum mengatakan, Holmes secara sadar berbohong mengenai teknologi, yang dia klaim bisa mendeteksi sejumlah penyakit dengan beberapa tetes darah.

Para juri berkesimpulan, Holmes bersalah melakukan konspirasi penipuan terhadap para investor dan tiga dakwaan lainnya soal penipuan yang melibatkan transaksi elektronik.

Holmes membantah semua atau sebelas dakwaan, yang masing-masing punya ancaman hukuman penjara maksimum 20 tahun.

Perempuan itu belum dibawa ke rumah tahanan karena sidang vonis hukuman belum bisa dipastikan tanggalnya.

Holmes sempat dijuluki "perempuan miliarder termuda di dunia" oleh majalah Forbes.

Predikat "The Next Steve Jobs" disematkan pula oleh Inc, majalah bisnis yang memajang wajahnya di sampul.

Pada 2014, Elizabeth Holmes, yang waktu itu berusia 30 tahun, dipuja-puja.

Ia mendirikan perusahaan bernilai 9 miliar dolar AS (Rp128 triliun) yang disebut-sebut akan membawa revolusi dalam diagnosis penyakit.

Hanya dengan beberapa tetes darah, Theranos berjanji bahwa tes ini dapat mendeteksi kondisi kesehatan seperti kanker dan diabetes dengan cepat, tanpa perlu jarum suntik.

Baca juga: Jadi Korban Penipuan, CR7 Kehilangan Uang Rp 4 Miliar

Para konglomerat, dari Henry Kissinger sampai Rupert Murdoch, ikut berinvestasi di perusahaan tersebut.

Namun, pada tahun 2015, kebohongan Holmes mulai terkuak, dan setahun kemudian dia diekspose sebagai penipu.

Teknologi yang ia gembar-gemborkan tidak berfungsi sama sekali, dan pada 2018 perusahaan yang ia dirikan pun kolaps.

Masih belum jelas mengapa Holmes mengambil risiko sebesar itu pada teknologi yang ia sendiri tahu tidak berfungsi.

Kisahnya telah menjadi topik sebuah buku, dokumenter HBO, dan serial televisi serta film.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved