Keluarga Eks Penghuni Minta Kerangkeng Dibuka Kembali
Sejak Rabu (26/1) pagi, ratusan warga berkumpul di area kerangkeng manusia yang ada di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana ...
Dia dapat makanan dari pagi, siang, dan sore," ungkap Kuhen.
Terkait dipaksa bekerja selama 10 jam sehari, Kuhen pun membantah kabar itu.
Menurut pengakuan anaknya, ES justru diajari cara bekerja di pabrik atau sekedar melihat-lihat.
"Kalau disuruh geser, ya wajar lah digesernya karea disuruh.
Dia kan di pabrik itu hanya keliling, dikasih tau kerjanya gimana, bersih-bersih taman bupati, cuci pakaian sendiri, kan wajar itu," katanya.
Dia mengaku tak pernah mengirim makanan ke anaknya karena kebutuhan makanan sudah terpenuhi.
Baca juga: Komnas HAM Kunjungi Kerangkeng Milik Bupati Langkat, Karakternya Serupa dengan Tahanan
"Itu makanya kami mohon ini dibuka kembali biar kami tenang.
Kubilang ya, surat perjanjian ada itu 'nakku.
Kalau ada anak ibu kembali kena narkoba, bel kami, biar kami jemput.
Kalau ditutup, ini kemana anak kami mau kami bawa. Kami keberatan lah ini ditutup. Terus yang dibilang tak layak itu apanya," katanya.
2. R. Surbakti, "Banyak manfaatnya bagi yang kena narkoba tapi tak punya uang" R. Surbakti (55) mengatakan hal serupa.
Anaknya berinisial RG (26) bahkan pernah masuk penjara karena narkoba.
Setelah keluar penjara, RG rupanya menggunakan narkoba lagi.
Dia pun membawa anaknya ke rumah Terbit, dengan harapan RG bisa sembuh dan lepas dari narkoba.
Setelah tiga bulan tinggal di kerangkeng bersama penghuni lain, kata Surbakti, anaknya sudah bisa bekerja sebagai sopir truk di pabrik kelapa sawit milik Terbit.