Keluarga Eks Penghuni Minta Kerangkeng Dibuka Kembali
Sejak Rabu (26/1) pagi, ratusan warga berkumpul di area kerangkeng manusia yang ada di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana ...
"Karena sudah sembuh, lepas kerangkeng, bisa kerja, ya digaji lah dia.
Ini banyak manfaat bagi masyarakat yang kena narkoba, tak punya uang, tapi harus direhab," kata Surbakti di depan kerangkeng.
"Jadi kami keberatan kalau ini ditutup.
Baca juga: Eks Bupati Langkat: Kerangkeng untuk Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba
Dulu, anakku kalau lihat aku pingsan, dibiarkannya aja. Sekarang udah tahu saya (adalah) orangtua dia, kalau aku pingsan ya pasti kasian dia," sambungnya.
3. JS Sitepu, "Setahun di sini, akhirnya sembuh dan keluar"
Ditemui di kereng (kerangkeng) 1, JS Sitepu sedang tidur-tiduran di tempat tidur beralas papan kayu itu.
Dia mengaku teringat masa lalunya saat masih mengkonsumsi narkoba.
Selama belasan tahun dia mengkonsumsi sabu-sabu, ganja, dan ekstasi, menurutnya hanya membuatnya terpuruk, merasa tak berguna, dan seperti gila.
JS akhirnya memutuskan untuk mau direhabilitasi di tempat itu karena saat itu tidak memiliki uang untuk masuk ke tempat rehabilitasi lain yang berbayar.
"Saya masuk sini tahun 2019. Setahun lebih saya di sini, akhirnya bisa sembuh dan keluar," kata JS.
"Kusampaikan lah bang, di sini makan enak. Mau berapa kali, berapa sanggup perutlah.
Soalnya waktu itu nasi itu kan di baskom. Pagi siang sore itu ada.
Cukup lah untuk kami yang di sini ada 30 orangan," ujar warga Desa Raja Tengah Hulu ini.
Dijelaskannya, selama di sini JS dikuatkan secara mental melalui ibadah.
Kemudian secara fisik dengan olah raga. "Kami bangun jam 6 pagi setiap hari.