Luar Negeri

Kemungkinan Penggunaan Rudal Nuklir oleh Rusia Semakin Nyata

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan potensi Rusia menggunakan senjata nuklir "semakin nyata", saat menyambut kunjungan Duta Besar ...

Editor: Muliadi Gani
KEIJI UESHO/KYODO NEWS VIA AP PHOTO
Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel, kiri tengah, bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, paling kanan, meletakkan karangan bunga di tugu peringatan para korban bom atom di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima di Hiroshima, Jepang, Sabtu, 26 Maret 2022. 

PROHABA.CO, TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan potensi Rusia menggunakan senjata nuklir "semakin nyata", saat menyambut kunjungan Duta Besar Amerika Serikat ke Hiroshima, kota pertama yang mengalami serangan nuklir.

Jepang, satu-satunya negara yang diserang oleh senjata atom, secara teratur berbicara menentang senjata nuklir.

Kishida sendiri, yang mewakili Hiroshima di parlemen, mengunjungi monumen dan museum perdamaian kota itu pada Sabtu (26/3) dengan utusan AS Rahm Emanuel.

"Ketika kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia semakin nyata, saya yakin kunjungan Duta Besar Emanuel ke Hiroshima dan pengalamannya melihat realitas nuklir akan menjadi pesan yang kuat bagi masyarakat internasional," kata Kishida kepada penyiar publik NHK.

Baca juga: Gertakan Rusia Pakai Nuklir Membuat Warga Eropa Panik

“Saya memiliki perhaatian besar (sebagai pemimpin) satu-satunya negara di dunia yang telah menderita serangan atom, bahwa kita tidak boleh membiarkan ancaman atau penggunaan senjata nuklir," tambah Kishida kepada wartawan mengutip AP.

Lebih lanjut menurutnya, serangan Rusia ke Ukraina menunjukkan sulitnya menciptakan dunia tanpa senjata nuklir.

“Tragedi itu seharusnya tidak pernah terulang,” kata Kishida.

Jepang sendiri bergerak meningkatkan anggaran dan kemampuan militernya di tengah meningkatnya ancaman dari Cina, Korea Utara dan Rusia.

Kishida mengatakan pendekatan realistisnya adalah untuk melindungi kehidupan sambil berusaha mencapai cita-cita untuk masa depan.

Sekitar 3.000 tentara Rusia sedang melakukan latihan di pulau Kuril yang disengketakan, menurut laporan mediaItu dilakukan pertama kali sejak Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan menangguhkan pembicaraan perjanjian damai dengan Jepang, mengingat sanksi Tokyo terhadap Moskwa.

Baca juga: Propaganda Rusia vs Ukraina tentang Tudingan Ukraina yang Menuduh Rusia Meledakkan Nuklir

Rusia juga meningkatkan aktivitas angkatan laut di sekitar Jepang, yang menurut pejabat Jepang dimaksudkan untuk memproyeksikan kekuatan militer Moskwa.

Putin tidak secara langsung mengancam serangan nuklir.

Tapi dia memperingatkan, dalam peluncuran invasi ke Ukraina pada 24 Februari, bahwa siapa pun yang menghalangi Rusia akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda".

Pernyataan itu oleh beberapa pemimpin dilihat sebagai ancaman untuk menggunakan senjata nuklir.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya untuk melawan "ancaman eksistensial bagi negara kita".

Para pemimpin kekuatan industri G7 pada Kamis (24/3) memperingatkan Rusia untuk tidak menggunakan senjata biologi, kimia atau nuklir dalam perangnya dengan Ukraina.(kompas.com)

Baca juga: Pos Marinir Diserang KKB, 2 Gugur, 1 Kritis dan 7 Luka

Baca juga: Rusia Bombardir Jembatan Terakhir, 15.000 Orang Terkurung di Chernihiv

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Indonesia Rawan Bencana?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved