Luar Negeri

Ajaib, di Perut Bayi Berusia 40 Hari Ditemukan Janin

Dokter Rumah SakitRahmania Medical Center geger dengan fenomena medis langka. Seorang bayi berusia 40 hari didapati sedang “mengandung” seorang bayi

Editor: Muliadi Gani
another source
Foto Ilustrasi - Perut Bayi Berusia 40 Hari Tiba-tiba Mengembung, Dokter Syok Hasil USG Temukan Janin Didalamnya. 

Remaja bernama Sanju Bhagat mengalami sesak dan ketika diperiksa ada dua janin di dalam perutnya.

Dua janin yang berada di dalam tubuh Bhagat diduga merupakan kembar.

Janin itu terbentuk bersama Bhagat, tapi gagal berkembang.

Sementara itu, Medical Daily pada tahun 2015 melaporkan kasus di mana perempuan berusia 40 tahun memiliki dua janin kembar dalam tubuhnya, tetapi bukan anaknya.

Janin itu telah memiliki wajah, rambut, dan berbagai organ lainnya, terjebak selama empat dekade dalam tubuh perempuan itu.

Menurut publikasi G Sharma di Journal of Pediatric Surgery pada 2010, kasus “fetus in fetu” hanya terjadi 1 pada 500.000 kelahiran.

Apa penyebabnya? Dikutip dari Kompas. com, terkait kasus ini, dokter Boy Abidin SpOG, mengatakan bahwa kasus Ganang bisa dialami jika seorang ibu memiliki janin kembar.

“Ini sebutan kelainan kembar. Fetus in fetu itu ada dua macam.

Dia menempel seperti kanguru (External parasitic) atau dia (janin) masuk di dalam kembanrannya,” katanya.

Fetus in fetu sendiri merupakan keadaan di awal perkembangan, di mana dalam satu embrio terdapat janin kembar.

Hal ini umumnya terjadi saat trimester pertama kehamilan dan biasanya menyebabkan banyak organ tidak lengkap.

Kejadian seperti ini terjadi saat dalam proses mekanisme pembelahan dan proses mekanisme tumbuh kembang janin di dalam rahim.

“Tapi kalau kenapanya, kita (dokter) enggak pernah mengetahui secara pasti,” sambungnya.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi mekanisme pembelahan sel.

Dia menyebutkan, faktor seperti usia, ras, paritas (keadaan kelahiran, partus), keturunan, nutrisi, hormonal, dan juga faktor dengan pengobatan infertilitas, dapat meningkatkan risiko kejadian seperti Ganang ini terjadi.

“Ini lebih karena faktor spontan, bisa terdeteksi dengan pemeriksaan USG,” jelasnya. (ar)

Baca juga: Dulu Punya Sungai, Kenapa Mars Kini Jadi Planet Kering dan Panas?

Baca juga: Kakek 67 Tahun Cabuli Bocah 9 Tahun, Korban Ngadu ke Neneknya

Baca juga: Es di Pegunungan Alpen Swiss Longsor, 2 Orang Tewas

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved