Berita Nusantara

Boleh Dicoba Tingkat Kesembuhan Ternak 98 Persen, Air Rebusan Tembakau untuk Atasi PMK

Penggunaan obatan tradisional untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK)  mulai digunakan peternak. Obat tersebut ramuan air rebubusan tembakau.

Editor: Rizwan
Disbunakkeswan Aceh Utara
Petugas Balai Veteriner Medan Kementerian Pertanian RI pada Minggu (15/5/2022) mengambil sampel cairan di mulut dan sampel darah pada sapi di Aceh Utara terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku. - Peternak di Sumedang gunakan air rebusan tembakau untuk atasi PMK 

PROHABA.CO, BANDA ACEH – Penggunaan obatan tradisional untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK)  mulai digunakan oleh peternak.

Langkah tersebut terkait wabah PMK masih tinggi di sejumlah daerah di Indonesia.

Peternak di Sumedang telah berhasil menyembuhkan sapi  mereka dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan memadukan pengobatan dokter hewan dan cara-cara lokal.

Obatan tradisional yang diberikan kepada sapi berupa ramuan air rebusan tembakau.

Dengan pemberian itu tingkat kesembuhan sapi pencapai 98 persen.

Pemberian hanya dengan rutin membasuh luka-luka sapi dengan air jamu.

Baca juga: Aceh Berada di Posisi Keempat se-Indonesia sebagai Provinsi Tertinggi dengan Angka Penularan PMK

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut mengapreasiasi apa yang dilakukan petani di Sumedang.

Ketika tandang ke Mall sapi Cemerlang Jaya Makmur (CJM) Farm Tanjungsari, Sumedang, Sabtu (2/7/2022) sore, Mentan memberikan kesempatan kepada petani untuk bicara tentang pengobatan tradisional itu.

"Ini sudah bagus, silakan petaninya sendiri yang berbicara. Yang jelas intervensi kita untuk menghadirkan obat-obatan, vaksin, sekaligus dokter-dokternya sudah maksimal," kata Mentan.

Dio Wicaksono Adi, pemilik CJM Farm mengatakan bahwa sapi-sapinya telah diinjeksi dan selalu mendapat pengawasan para dokter.

Namun, di samping itu dia meramu sendiri jamu untuk pengobatan luka.

"Untuk mulut kami gunakan jamu berupa campuran gula merah, bawang putih, dan larutan penyegar," katanya.

Baca juga: Wabah PMK Ternak belum Reda, Begini Aturan dari Kemenag dan MUI Bagi Warga yang Akan Berkurban

Jamu itu bekerja dengan baik.

Untuk penyembuhan luka-luka pada kaki, dia menggunakan rebusan air tembakau dicampur citrun.

"Sembuh sangat cepat. Ternak kami 98 persen sembuh, terselamatkan," kata dia.

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan di tempat yang sama, bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang telah membentuk Satgas penanganan PMK.

"Kami secara serius menangani persoalan PMK ini. Kami sudah ada Satgas, juga kami telah terjunkan 17 dokter hewan yang sejak awal PMK merebak sudah giat berkeliling ke seluruh penjuru Sumedang," katanya.

Siapkan vaksin

Baca juga: Ternak yang Terindikasi PMK di Aceh Utara Sudah Mencapai Tujuh Ribu Ekor 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status keadaan darurat sejak 2 Juli hingga 31 Desember 2022 di lima provinsi dengan kasus PMK tertinggi.

Lima provinsi yakni Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Jawa Barat

Terkait hal itu, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyiapkan vaksinasi booster untuk hewan ternak.

Pasalnya Jawa Barat ditetapkan sebagai daerah dengan status keadaan darurat penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Setelah Jawa Barat masuk daerah yang ditetapkan status keadaan darurat PMK, kami akan mempercepat vaksinasi booster bagi hewan ternak," ujar Wiwin saat dihubungi, Minggu (3/7/2022).

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dispernakan KBB, Wiwin Aprianti.

Baca juga: Tips Pilih Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Ia mengatakan, dengan penetapan status keadaan darurat PMK di Jawa Barat itu, pihaknya harus mempercepat penanganan agar kasus PMK di KBB tidak semakin meluas.

Wiwin mengatakan, hewan ternak sehat yang sudah mendapat suntikan dosis vaksin pertama jumlahnya mencapai 11.833 ekor. Sehingga dosis booster itu akan disuntikkan bagi hewan ternak yang sudah divaksin dosis yang pertama.

Mengenai vaksin yang tersedia, kata Wiwin, hingga saat ini masih aman.

Dari total 26.100 dosis, masih ada sisa  sebanyak 14.667 dosis yang nantinya akan digunakan untuk vaksinasi booster.

"Pelaksanaan vaksinasi booster terhadap hewan ternak di akan dilaksanakan dua pekan lagi karena penanganan hewan ternak harus dipercepat supaya PMK tidak semakin meluas," kata Wiwin.

Untuk hewan ternak sakit akibat terpapar wabah PMK akan dilakukan vaksinasi setelah enam bulan. Saat ini akan fokus vaksinasi booster terhadap hewan ternak yang sehat.

Baca juga: 218 Ternak di Aceh jaya Terjangkit PMK, Jokowi Perintahkan Lockdown Daerah Zona Merah PMK

"Bagi peternak yang hewan ternaknya belum divaksin, siapkan saja dokumennya seperti KTP dan yang lainnya untuk mempermudah proses vaksinasi," ucapnya.

Berdasarkan data Dispernakan KBB hingga 30 Juni 2022, total sudah ada 8.581 ekor hewan ternak yang terpapar PMK di Bandung Barat. Dari jumlah total itu, 161 ekor mati dan 235 ekor dipotong bersyarat.

"Jadi untuk mencegah meluasnya PMK di KBB, harus ada percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak yang masih sehat," ujar Wiwin. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Peternak di Sumedang Atasi PMK dengan Ramuan Tradisional Air Rebusan Tembakau, Dipuji Mentan

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Vaksinasi Booster Hewan Ternak di KBB Disiapkan Setelah Jabar Berstatus Keadaan Darurat PMK

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved