Tahukah Anda

Daging Sapi dan Kambing Bikin Hipertensi, Mitoskah atau Fakta?

Perayaan ini dilakukan dengan menyembelih hewan kurban. Momen ini pun kemudian dimanfaatkan untuk mengolah daging kurban, baik daging sapi maupun ...

Editor: Muliadi Gani
sajiansedap.grid.id
Simak cara menyimpan daging di kulkas agar tahan lama. 

Seperti diberitakan Kompas.com, 18 Februari 2020, tak sepenuhnya daging kambing menyebabkan hipertensi.

Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda, dan Mitos (2019) yang ditulis Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M, dijelaskan bahwa daging kambing tetap lebih baik dibandingkan daging sapi maupun daging ayam sehingga aman dikonsumsi penderita hipertensi.

Hal itu dikarenakan, kadar kolesterol daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.

Untuk diketahui, kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan daging ayam 83 mg per 100 gram.

Kandungan lemak daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.

Jika ditotal, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram, sedangkan per 100 gram daging sapi mencapai 15 gram dan daging ayam kurang dari 7,5 gram.

Baca juga: Bolehkah Orang yang Bernazar Kurban Memakan Daging Hasil Kurbannya?

Selain lemak dan kolesterol, kandungan kalori daging kambing terhitung lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, dengan setiap 100 gramnya, daging kambing mengandung 109 kalori, daging sapi sebesar 250 kalori, dan daging ayam 196 kalori.

Meski begitu, mengonsumsi daging kambing bisa membahayakan kesehatan lebih dikarenakan cara memasaknya, seperti digoreng terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, dipanggang, maupun dibakar.

Memasak dengan digoreng, dibakar, atau dipanggang dapat meningkatkan kalori makanan dibandingkan versi mentahnya.

Di sisi lain, minyak, mentega, atau margarin yang digunakan juga dapat berubah menjadi lemak yang kemudian terserap oleh daging.

Suhu panas saat menggoreng dan memanggang juga membuat kandungan air dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak.

Lemak yang terserap menyebabkan makanan yang sebelumnya rendah kalori menjadi tinggi kalori.

Peningkatan daging kambing setelah dimasak bahkan mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.

Sementara itu, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang dalam waktu tertentu menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan hipertensi.

Penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing secara tidak langsung dapat menjadi faktor pemicu datangnya masalah tekanan darah tinggi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Merawat Damai dengan Cinta

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved