Tahukah Anda

Mikroplastik Kini Ditemukan di Dalam Tulang Manusia, Berikut Penjelasannya

Mikroplastik kini tak hanya mencemari lingkungan dan tubuh manusia secara umum. Temuan terbaru menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran mikro

Editor: Muliadi Gani
PublicDomainPictures dari Pixabay
MIKROPLASTIK DI TULANG - Sebuah tinjauan terbaru dari 62 penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dan nanoplastik bisa memengaruhi kesehatan tulang manusia dalam banyak cara. Ini berbahaya, sebab bisa menyebabkan tulang rapuh atau terhambat pertumbuhannya. 

PROHABA.CO -  Mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil (kurang dari 5 mm), kini semakin sulit dihindari.

Tanpa kita sadar sudah meminumnya melalui air, memakannya lewat makanan, hingga menghirupnya dari udara.

Akibatnya, jejak mikroplastik telah ditemukan di kotoran manusia, plasenta, sperma, organ reproduksi, otak, dan terbaru bahkan di dalam tulang.

Mikroplastik kini tak hanya mencemari lingkungan dan tubuh manusia secara umum.

Temuan terbaru menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran mikro bahkan telah ditemukan menembus hingga ke dalam tulang manusia.

Dalam sebuah tinjauan ilmiah terhadap 62 studi yang baru saja dipublikasikan di jurnal Osteoporosis International, para peneliti mengungkap bahwa mikroplastik dan nanoplastik dapat memengaruhi kesehatan tulang melalui berbagai mekanisme biologis.

“Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mencapai jaringan tulang terdalam, termasuk sumsum tulang, dan berpotensi mengganggu metabolisme di dalamnya,” kata Rodrigo Bueno de Oliveira, ilmuwan medis dari State University of Campinas, Brasil.

Baca juga: Cara Mudah Hilangkan Mikroplastik di Air Minum, Berikut Penjelasannya

Bagaimana Mikroplastik Bisa Masuk ke Tulang?

Partikel plastik mikroskopis ini dapat masuk ke tubuh melalui makanan, air, dan udara, lalu menyebar lewat aliran darah.

Dalam beberapa kasus, partikel tersebut terbawa hingga ke jaringan tulang.

Penelitian pada hewan menunjukkan mikroplastik bisa mengganggu sel-sel tulang, khususnya osteoklas, yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang.

Jika fungsi sel ini terganggu, tulang menjadi rapuh, mudah patah, bahkan bisa mengalami deformasi.

“Efek buruk ini pada hewan berujung pada terhentinya pertumbuhan tulang mereka, sesuatu yang sangat mengkhawatirkan,” jelas Oliveira.

” Apa dampaknya?

Meski hasil penelitian pada hewan belum bisa sepenuhnya disamakan dengan manusia, para peneliti menyoroti bahwa kasus osteoporosis di seluruh dunia terus meningkat.

Osteoporosis adalah kondisi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Ilmuwan menduga, mikroplastik mungkin menjadi salah satu faktor pemicu tambahan selain faktor risiko lain seperti kebiasaan minum alkohol dan proses penuaan.

Baca juga: Studi Ungkap Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved