Tahukah Anda
Apa Dampak Jangka Panjang Bullying bagi Anak-Anak?
Bullying atau intimidasi menjadi pengalaman memilukan dan menyedihkan bagi siapa saja yang mengalaminya. Konsekuensi dari intimidasi ini sangat ...
PROHABA.CO - Bullying atau intimidasi menjadi pengalaman memilukan dan menyedihkan bagi siapa saja yang mengalaminya.
Konsekuensi dari intimidasi ini sangat signifikan bagi para korban dan dapat memiliki dampak yang bertahan lama.
Upaya advokasi yang mengatasnamakan korban tidakakan efektif jika masyarakat tidak benar-benar memahami betapa menyakitkan dan traumatisnya bullying.
Dampak jangka panjang Dilansir dari Verywell Family, berikut adalah dampak jangka panjang bullying bagi anak-anak, yang penting untuk dipahami.
Dampak sosial dan emosional Anak-anak yang sering menjadi sasaran bullying sering kali menderita, baik secara emosional maupun sosial.
Mereka tidak hanya merasa sulit untuk berteman, tetapi mereka juga kesulitan untuk memiliki pertemanan yang sehat.
Bagian dari kesulitan ini berhubungan langsung dengan harga diri yang rendah.
Baca juga: Psikolog: Tanda Anak Alami Bullying, Orang Tua Harus Tahu
Kurangnya harga diri adalah akibat langsung dari hal-hal buruk dan menyakitkan yang dikatakan anak-anak lain tentang korban.
Ketika korban terus-menerus disebut “gendut”, “kerempeng” atau “pecundang”, mereka akan percaya bahwa hal-hal tersebut adalah benar.
Korban bullying juga cenderung mengalami berbagai macam emosi.
Mereka mungkin merasa marah, kesal, rentan, tidak berdaya, frustrasi, kesepian, dan terisolasi dari teman-teman mereka.
Cara menanganinya Jika bullying terus berlangsung, korban mungkin mengalami depresi dan bahkan berpikir untuk melakukan hal-hal buruk terhadap dirinya.
Jika tidak ada intervensi yang dilakukan, pada akhirnya anak-anak dapat mengembangkan apa yang dikenal sebagai “learned helplessness”.
Ketidakberdayaan ini berarti korban bullying percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk mengubah situasi.
Baca juga: Elly Sugigi GERAM Anaknya Dibully Netizen Gegara Prahara dengan Fuji, Bakal Lapor Polisi
Akibatnya, mereka berhenti mencoba melawan.
Kemudian, siklus menuju depresi menjadi lebih parah dan menyebabkan perasaan putus asa serta keyakinan bahwa tidak ada jalan keluar.
Ketika anak-anak yang dibully tumbuh dewasa, mereka mungkin terus mengalami kesulitan dengan kepercayaan diri dan sulit mengembangkan serta mempertahankan hubungan sosial.
Mereka juga mungkin kesulitan memercayai orang, yang dapat memengaruhi hubungan pribadi dan hubungan kerja mereka.
Selain luka-luka fisik yang mungkin yang terjadi selama bullying fisik, ada dampak fisik lain yang dapat dialami korban.
Misalnya, anak-anak yang dibully sering mengalami kecemasan.
Stres pada tubuh mereka juga akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, termasuk lebih sering sakit, menderita maag, dan kondisi lain yang disebabkan oleh kecemasan yang terus-menerus.
Anak-anak yang dibully juga mungkin mengeluh sakit perut dan sakit kepala.
Baca juga: Satu Rumah di Lhokseumawe Terbakar, Dua KK Terdampak
Dampak akademik Anak-anak yang dibully juga sering mengalami kerugian secara akademis.
Anak-anak yang diintimidasi berjuang keras untuk fokus pada tugas sekolah mereka.
Faktanya, nilai yang turun adalah salah satu tanda pertama bahwa seorang anak mungkin mengalami bullying.
Anak-anak juga mungkin terlalu disibukkan oleh bullying yang ia alami sehingga mereka melupakan tugas atau mengalami kesulitan memperhatikan di kelas.
Selain itu, anak-anak yang dibully dapat bolos sekolah atau kelas untuk menghindari intimidasi tersebut.
Dampak pada keluarga Ketika seorang anak dibully, tidak jarang orang tua dan saudara kandungnya juga terkena dampaknya.
Orang tua sering mengalami berbagai konsekuensi termasuk merasa tidak berdaya untuk memperbaiki situasi.
Mereka juga mungkin merasa sendirian dan terisolasi.
Mereka bahkan mungkin menjadi terobsesi dengan situasi sering kali dengan mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.
Mereka tidak hanya merasa gagal melindungi anak dari perundungan, tetapi juga mempertanyakan kemampuan mereka dalam mengasuh anak.
(Kompas.com)
Baca juga: Shandy Aulia Tak Ingin Dibully, Ini yang Dilakukannya Saat Jadi Pegawai Laundry
Baca juga: Heboh! Tiga Korban dalam Satu Keluarga Dibacok Menggunakan Parang di Simpang Mamplam Bireuen
Baca juga: Dua Siswa Meninggal Tertimpa Truk Cold Diesel yang Tak Sanggup Nanjak di Subulussalam