Tahukah Anda
Tidur dengan Memakai Selimut Tebal Meningkatkan Hormon Melatonin
Hasil penelitian itu kemudian menunjukkan penggunaan selimut tebal pada waktu tidur ternyata dapat meningkatkan produksi hormon melatonin ...
PROHABA.CO - Selimutnya yang berat Popularitasnya melonjak Dalam beberapa tahun terakhir, produsen dan pengguna telah menggembar-gemborkan manfaatnya, termasuk membantu mengatasi masalah tidur dan kecemasan.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan mekanisme yang dapat menjelaskan mengapa selimut tebal tampaknya membantu beberapa orang tidur lebih nyenyak.
Sebuah studi kecil menunjukkan tidur dengan memakai selimut tebal berkaitan dengan peningkatan produksi hormon melatonin.
Hasil penelitian itu kemudian menunjukkan penggunaan selimut tebal pada waktu tidur ternyata dapat meningkatkan produksi hormon melatonin.
Namun, pada titik ini, tidak jelas mengapa selimut tebal dapat meningkatkan kadar melatonin dan apakah mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang secara signifikan.
"Ini adalah studi yang sangat menarik, tetapi akan lebih baik untuk melihat studi direplikasi dalam kelompok pembanding untuk melihat peningkatan melatonin," kata Hakan Olausson, seorang ahli saraf di Linkoping University di Swedia.
Baca juga: Berikut Waktu Tidur Yang Baik Untuk Kesehatan, Terapkan Sekarang! Tips dr Zaidul Akbar
Hormon melatonin sendiri membantu transisi tubuh ke mode tidur, di mana suhu tubuh turun, metabolisme melambat, dan kadar hormon stres kortisol menurun.
Melatonin juga meningkatkan rasa kantuk pada jam-jam sebelum tidur.
Tingkat melatonin umumnya meningkat pada malam hari dan menurun saat pagi menjelang.
Itu karena, bagian otak yang disebut nukleus suprachiasmatic (SCN) menyinkronkan produksi melatonin dengan waktu.
Dikutip dari Live Science, Rabu (14/12/2022), dalam studi yang menunjukkan hubungan selimut tebal dan produksi melatonin saat tidur menunjukkan: SCN melakukan sinkronisasi dengan memantau sinyal terkait cahaya dari retina.
Cahaya terang mendorong SCN untuk menembakkan sinyal listrik ke struktur otak lain yang kemudian menyampaikan pesan tersebut melalui sumsum tulang belakang dan ke organ.
Pesan berantai ini akhirnya mencapai kelenjar pineal seukuran kacang polong yang kemudian menghentikan produksi melatonin.
Baca juga: 5 Cara Hentikan Kebiasaan Mendengkur, Tidur dengan Posisi Berikut dan Hindari Makan Berat saat Malam
Sebaliknya, cahaya redup dan kegelapan mengerem kelenjar pineal dan memicu produksi malatonin.
Selain cahaya, faktor lingkungan seperti waktu makan, aktivitas fisik, dan interaksi sosial juga dapat berpengaruh pada produksi melatonin.