Permainan Lato-lato Makan Korban, Bocah 8 Tahun Harus Operasi Mata
"Waktu itu AN lagi main lato-lato di rumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah," katanya.
Penulis: Redaksi | Editor: Fadil Mufty
"Boleh bermain, jika di luar sekolah, dan mohon atensi pada seluruh guru dan orangtua agar mengingatkan dan mengawasi anaknya untuk fokus belajar jika di sekolah," ujarnya. Selain itu, Muda juga mengatakan bahwa dirinya tidak melarang permainan Lato-lato. Hal ini karena berdampak pada permainan tradisional yang mencegah anak pada green screen atau gadget. Pertimbangan ini ujarnya juga membawa dampak positif bagi anak untuk saling berinteraksi pada teman-teman di lingkungan dan meningkatkan solidaritas dan sosial.
Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan mengatakan AN sedang dalam pemulihan kesehatan di rumahnya."Anak tersebut sudah di rumah, dia rawat jalan, dan jika butuh pengobatan atau obat-obatan kita segera memberikannya," katanya.
Marijan mengatakan, anak berstatus pelajar SD tersebut akan menjalani rawat jalan ke dokter awal yang merawatnya. Jika dibutuhkan pendampingan, tim medis Kubu Raya akan senantiasa siap. Kadis Marijan menuturkan kondisi mata kiri AN yang terluka dan mengalami pendarahan akibat permainan lato-lato, akan sembuh kembali pulih seperti semula jika menjalani perawatan medis secara intensif.
Peminat Berkurang
Imbas adanya bocah harus operasi mata akibat permainan lato-lato, pedagang mulai mengeluhkan sepinya pembeli. "Sekarang sih sudah kurang peminatnya, tidak seperti awal-awal jual," kata Abdul salah seorang pedagang lato-lato.
Lato-lato tersebut awalnya ia jual dengan harga Rp 25.000 sudah bisa membawa 2 buah lato-lato, namun untuk saat ini hanya Rp 10.000 saja. "Awal-awal 25.000 dapat dua, sekarang satunya cuma 10.000 saja," jelasnya.
Dan untuk penjualan pada saat awal-awal menjual lato-lato tersebut bisa laku hingga belasan buah, namun sekarang dalam sehari hanya laku 7 hingga 10 buah saja. Hal senada juga disampaikan oleh Lina yang juga menjual permainan lato-lato.
"Kalau per harinya laku berapa sih tak tahu juga ya, soalnya tak pernah hitung, tapi kalau penjualan sudah mulai kurang," katanya.
BACA JUGA -- Permainan Lato-lato, Pak Presiden Pun Memainkannya
Selain itu, harga yang dijulanya juga sudah mulai turun harga. "Sekarang sih harganya yang kecil sudah 10.000 dan yang besar cuma 12.000, kalau dulu yang besar 15.000," jelasnya.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah, Rudiansah memberikan imbauan kepada seluruh madrasah untuk melarang pelajarnya membawa mainan Lato-lato yang saat ini sedang viral.
Bukan tanpa alasan, larangan membawa mainan Lato-lato tersebut tentunya ada beberapa pertimbangan dan alasan, salah satunya dampak negatif dari permainan Lato-lato yang dapat membahayakan para pemainnya terutama anak kecil. Karena diketahui bola dari mainan Lato-lato tersebut terbilang cukup keras, yang apabila terkena pantulan yang kerang ke bagian tubuh dapat mengakibatkan pemainnya lebam-lebam ataupun benjolan.
"Bahkan bukan hanya itu, beberapa waktu yang lalu, sempat didengar informasi satu bocah laki-laki berusia 8 Tahun di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, yang harus menjalani operasi mata setelah mainan Lato-lato yang dimainkannya pecah, dan serpihannya menancap di matanya," terang Rudiansah.
Oleh sebab pertimbangan dampak bahaya tersebut, Rudiansah mengatakan pihaknya akan memberikan edaran surat imbauan terkait larangan membawa mainan Lato-lato di Madrasah.
"Adapun pertimbangan yang kami ambil terkait larangan membawa mainan Lato-lato ke sekolah/madrasah yakni agar siswa belajar lebih konsentrasi, kemudian untuk menghindari kemungkinan terjadinya bahaya pada siswa, sehubungan terjadinya korban pada anak-anak saat bermain Lato-lato," terang Rudiansah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.