Luar Negeri

Balon Mata-Mata Cina Terlacak Terbang di Langit AS

Seorang pejabat senior Pentagon menyebut, atas permintaan Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan pejabat tinggi militer ...

Editor: Muliadi Gani
AFP/CHASE DOAK
Benda yang diduga balon mata-mata China saat terbang melintasi Billings, Montana, Amerika Serikat pada 2 Februari 2023. Pentagon langsung menelusuri balon China tersebut yang mengangkasa di AS. 

PROHABA.CO, WASHINGTON DC - Pentagon melacak keberadaan balon mata-mata Cina yang terbang tinggi di atas Amerika Serikat, tampaknya untuk mengawasi situs senjata nuklir yang sangat sensitif.

Seorang pejabat senior Pentagon menyebut, atas permintaan Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan pejabat tinggi militer mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut.

Tetapi, keputusan itu urung dilakukan karena dianggap akan membahayakan terlalu banyak orang di daratan.

Pejabat itu mengatakan, balon terbang di atas wilayah barat laut AS yang terdapat pangkalan udara sensitif dan rudal strategis.

"Jelas, maksud dari balon ini adalah untuk pengawasan, dan jalur penerbangan saat ini membawanya ke sejumlah situs sensitif," kata pejabat Pentagon yang enggan disebut namanya, diberitakan AFP.

Baca juga: Panik, Warga Rusia Tarik Mata Uang Asing dari Bank Rp 140,6 Triliun

Tetapi, Pentagon tidak yakin itu merupakan ancaman intelijen yang sangat berbahaya.

"Kami menilai balon ini memiliki nilai aditif yang terbatas dari sudut pandang pengumpulan intelijen," kata pejabat tersebut.

Disebutkan bahwa, balon telah memasuki wilayah udara AS beberapa hari yang lalu dan intelijen AS telah melacaknya jauh sebelum itu.

Setelah Biden menanyakan opsi untuk merespons keberadaan balon mata-mata, Austin pada Rabu (2/1/2023) lantas mengadakan diskusi dengan petinggi Pentagon.

Posisinya saat itu sedang berada di Filipina.

Jet tempur pun diterbangkan untuk memeriksa balon saat berada di atas Montana saat diskusi berlangsung.

Baca juga: Miliki 6 Paket Ganja, Pemuda Kota Bahagia Diringkus

Baca juga: Kepala Polisi Negara Malaysia Ternyata Berdarah Aceh-Cina

Tetapi, keputusan Pentagon adalah untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan medan puing.

Juru Bicara Pentagon Pat Ryder membenarkan bahwa balon itu masih terlacak di wilayah udara AS.

"Balon tersebut saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial.

Itu tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orangorang di darat," kata Ryder dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/2//2023).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved