Berita Luar Negeri

Kelompok Separatis Membajak Kereta Api di Pakistan, 27 Tentara Tewas dan 346 Sandera Bebas

Pembajakan yang dilakukan oleh kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch ini berhasil menyandera sebanyak 346 orang dan membunuh 27 tentara.

Penulis: Achmad Erfian Nabila | Editor: Muliadi Gani
Kompas
Ilustrasi penumpang kereta api. (Dok. Wikimedia Commons/unlistedsightings) 

PROHABA.CO - Sebanyak 27 tentara Pakistan tewas ketika aksi pembajakan terjadi, aksi ini dilakukan kelompok separatis di sebuah kereta api Pakistan, Rabu (12/3/2025). 

Kelompok separatis ini menyandera 346 orang, kata seorang Pejabat militer melalui wartawan AFP.

Penyanderaan didalam kereta api ini terjadi selama 30 jam.

Misi penyelamatan dilakukan sejak Selasa (11/3/2025) sore, setelah kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengebom rel di Balochistan yang mengakibatkan kereta api yang mengangkut 450 orang terjebak di terowongan.

"346 sandera dibebaskan dan lebih dari 30 teroris tewas selama operasi tersebut," ujar seorang pejabat militer mengatakan kepada AFP. 

Ia melanjutkan, ke-27 tentara yang tertembak itu sedang bepergian dengan kereta api dengan status sebagai penumpang. 

Baca juga: Rusia Akan Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris, Begini Kata Menlu Sergei Lavrov

Pejabat itu tidak menyebutkan berapa jumlah warga sipil yang tewas, tetapi sebelumnya petugas kereta api dan tim medis mengatakan bahwa masinis dan satu polisi tewas. 

Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang merilis video ledakan di rel kereta, disusul munculnya puluhan anggota mereka dari tempat persembunyian di gunung. 

Kelompok separatis ini kerap menuduh orang luar menjarah sumber daya alam di Balochistan.

Serangan separatis di wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mayoritas serangannya menargetkan pasukan keamanan dan kelompok etnis dari luar provinsi mereka.

Penumpang yang melarikan diri atau dibebaskan BLA menceritakan, bahwasanya terjadi kepanikan di dalam kereta saat orang-orang bersenjata masuk, memeriksa kartu identitas, dan menembaki tentara, tetapi membebaskan beberapa keluarga.

"Mereka meminta kami keluar dari kereta satu per satu.

Mereka memisahkan wanita dan meminta mereka pergi.

Mereka juga membiarkan orang-orang tua," kata Muhammad Naveed, yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan ini. 

"Mereka meminta kami keluar, bilang kami tidak akan disakiti.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved