Tahukah Anda

Mengapa Orang Bisa Candu Main Judi?

Seseorang yang kecanduan judi mungkin terus mengejar taruhan yang bisa menyebabkan kerugian, menghabiskan tabungan, dan menimbulkan utang.

Editor: Muliadi Gani
SHUTTERSTOCK/pedrosala
Ilustrasi judi online. 

PROHABA.CO - Judi dapat menyebabkan kecanduan karena ia menggunakan sistem umpan balik positif yang menyenangkan, setiap kali  bertaruh, berpeluang untuk menang, yang memberikan rasa puas yang sangat baik.

Di saat menang, ingin bertaruh lagi, dan saat kalah, ingin bertaruh lagi untuk membalikkan kekalahan.

Bahkan, Kita tak jarang membaca atau mendengar berita tentang kasus penipuan bahkan pembunuhan yang berakar pada kecanduan terhadap judi.

Judi ternyata dapat merangsang sistem penghargaan di otak seperti halnya narkoba atau alkohol, yang menyebabkan kecanduan.

Seseorang yang kecanduan judi mungkin terus mengejar taruhan yang bisa menyebabkan kerugian, menghabiskan tabungan, dan menimbulkan utang.

Dilansir dari Scientific American, saat ini para peneliti sepakat bahwa dalam beberapa kasus, perjudian adalah kecanduan yang sebenarnya.

Sebelumnya, komunitas psikiatri umumnya menganggap perjudian patologis sebagai paksaan daripada kecanduan.

Baca juga: Perokok Berat Sekalipun Bisa Berhenti dan Tak Akan Kecanduan Kalau Rutin Minum Air Ini

Di tahun 1980-an, saat memperbarui Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), American Psychiatric Association (APA) secara resmi mengklasifi kasikan perjudian patologis sebagai gangguan kontrol impuls.

Kemudian, asosiasi tersebut memindahkan perjudian patologis ke bab kecanduan dalam edisi terbaru manual, DSM -5.

Nah, mengapa orang bisa candu judi?

Judi menjadi candu ketika penggunaannya menjadi kompulsif dan lepas kendali.

Dilansir dari BBC, kecanduan ini berasal dari dua jalur ‘hadiah’ terpisah di otak yang memengaruhi perilaku kita, yakni menyukai dan menginginkan.

Menyukai merujuk pada kesenangan yang spontan seperti kita yang senang saat makan cokelat, sedangkan menginginkan adalah keinginan kita untuk memiliki cokelat tersebut.

Menginginkan sesuatu memotivasi kita untuk membuat kita menginginkan sesuatu dan melakukannya berulang-ulang.

Baca juga: Kecanduan Narkoba, Anak Aniaya Ayah Kandung, Tak Diberi Uang Beli Narkoba

Baca juga: Polisi Berhasil Menangkap Penempel Stiker QRIS Palsu Kotak Amal di Masjid Jaksel

Intinya, kecanduan dapat dengan mudah dilihat sebagai pemasangan kembali sistem penghargaan ini.

Ketika seseorang kecanduan judi, sistem keinginan dan kesukaan ini tidak lagi terjalin.

Keinginan tetap konstan, tetapi perasaan menyukai apa yang kita dapatkan justru berkurang.

Orang yang kecanduan perlu melakukan lebih banyak perilaku untuk mendapatkan kesenangan yang sama.

Faktor-faktor tertentu juga bisa membuat beberapa orang lebih berisiko mengalami kecanduan, seperti memiliki anggota keluarga yang juga kecanduan atau menghadapi stres.

Sebuah studi menggunakan pemindaian otak menunjukkan penjudi yang bermasalah mungkin memiliki kontrol impuls yang lebih rendah daripada populasi umum.

(Kompas.com)

Baca juga: WOW, Seorang Pengemis Pulang Naik Mobil Mewah

Baca juga: 14 Anak Buah Apin BK Bos Judi Online Dituntut 18 Bulan Penjara, Denda Rp50 Juta

Baca juga: Agen Judi Online di Langsa Ditangkap, Polisi Sita 1 Handphone dan Uang Tunai

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved