Tahukah Anda

Penyakit Apa Saja yang Ditimbulkan oleh Rokok Vape?

Kendati belum banyak studi yang mengungkapkan bahaya vape bagi kesehatan, tetapi sejumlah penyakit diketahui telah dikaitkan dengan rokok elektrik ini

Editor: Muliadi Gani
FOTO: SHUTTERSTOCK
Vape, rokok elektrik yang ternyata mengandung banyak zat berbahaya bagi kesehatan manusia. 

PROHABA.CO - Vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif pengganti rokok konvensional.

Kendati belum banyak studi yang mengungkapkan bahaya vape bagi kesehatan, tetapi sejumlah penyakit diketahui telah dikaitkan dengan rokok elektrik ini.

Dilansir dari Live Science, Jumat (16/6/2023), orang yang merokok tembakau akan memilih untuk beralih ke vape apabila mereka masih menggunakan nikotin dan belum menemukan penggantinya.

Akan tetapi, bagi sebagian orang yang belum pernah merokok, mungkin cenderung akan memilih rokok elektrik karena dinilai belum jelas implikasi kesehatannya.

Hazel Cheeseman, Wakil Kepala Eksekutif Action on Smoking and Health, yakni badan amal yang didirikan oleh Royal College of Physicians di Inggris untuk mempromosikan larangan merokok, mengatakan bahwa belum ada penelitian yang menunjukkan bukti dampak jangka panjang dari vape.

Kendati demikian, studi awal terkait vape menunjukkan bahwa vaping dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu.

Lantas, apa saja penyakit yang dapat dikaitkan atau disebabkan oleh penggunaan vape atau rokok elektrik ini?

Baca juga: Tanpa Vape, Hanya Ada Dua Cara untuk Berhenti Merokok

Cedera paru-paru

Evali Menurut American Lung Association, vape dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang tidak dapat dipulihkan.

Dalam studi yang dipublikasikan tahun 2020 di jurnal The American Journal of Medicine, menunjukkan efek bahaya vape terkait kondisi E-cigarette- or Vaping Product-Associated Lung Injury atau Cedera Paru Akibat Rokok Elektrik (Evali), serta penyakit paru- paru.

Gejala cedera paru

Evali ini terdiri atas sesak napas, batuk, nyeri dada, mual, sakit perut, demam, dan menggigil.

Keluhan ini banyak dilaporkan pada sepertiga pasien yang dirawat di unit perawatan intensif dengan kondisi tersebut yang kemudian harus membutuhkan alat bantu pernapasan mekanis.

Hingga saat ini, penyebab Evali belum sepenuhnya dipahami, kendati tampaknya vitamin E asetat yang terkandung dalam cairan vape memainkan peran sentral dari dampak tersebut.

Yale Medicine mencatat bahwa senyawa lain yang ada dalam cairan vape, seperti nikotin dan THC juga turut berkontribusi pada kondisi Evali.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved