Tahukah Anda

Berbahayakah Menggunakan Aluminium Foil untuk Memasak?

Namun, beberapa orang mulai mempertanyakan apakah penggunaan aluminium foil untuk memasak ini cukup aman atau justru berbahaya untuk Kesehatan?

Editor: Muliadi Gani
PEXELS/COTTONBRO STUDIO
Ilustrasi alumunium foil 

PROHABA.CO - Lembaran aluminium foil kerap digunakan untuk memanggang karena dapat meratakan panas sehingga makanan lebih cepat matang.

Sebagai pembungkus makanan, aluminium foil juga bisa mencegah hilangnya panas dan kelembapan makanan.

Aluminium foil sering digunakan dalam proses memasak.

Namun, beberapa orang mulai mempertanyakan apakah penggunaan aluminium foil untuk memasak ini cukup aman atau justru berbahaya untuk Kesehatan?

Dilansir dari IFL Science, Senin (3/7/2023) aluminium foil atau terkadang dikenal sebagai kertas timah adalah lembaran logam aluminium mengilap setipis kertas.

Itu diproduksi secara massal melalui proses menggulung lempengan logam besar sampai terjepit hingga ketebalan sekitar 0,2 mm.

Lembaran logam ini memiliki berbagai kegunaan di luar dapur, termasuk dalam kemasan industri, insulasi, dan transportasi.

Jadi faktanya, aluminium ada di mana- mana. Secara alami, aluminium merupakan unsur paling melimpah ketiga di kerak bumi.

Dalam keadaan alaminya pula, biasanya aluminium terikat dengan unsur lain, seperti fosfat dan sulfat, sehingga selain ada di kemasan makanan, nampan kue, dan bahkan kosmetik, bahan ini juga ada di tanah, di air minum kita, dan dalam makanan kita.

Baca juga: Kangkung sebagai Fitoremediator, Amankah untuk Dikonsumsi?

Aditif makanan, seperti pengawet, pewarna, dan pengental buatan juga mengandung aluminium, dan terkadang dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada bahan alternatif buatan sendiri.

Namun, dengan semua kasus tersebut, penting untuk diingat bahwa hanya sebagian kecil dari aluminium yang Anda konsumsi benar-benar akan diserap oleh tubuh.

Sisanya akan terbuang melalui feses atau urine.

Manfaat dan risikonya aluminium Aluminium bisa berbahaya bagi kesehatan, tetapi ini pada tingkat yang tinggi.

Beberapa penelitian telah menemukan bukti bahwa logam tersebut mungkin terkait dengan penyakit Alzheimer.

Sementara ahli yang lain berspekulasi bahwa hal itu dapat dikaitkan dengan kanker.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved