Gebyar PKA 8 2023

Koleksi Benda Sejarah di Anjungan Aceh Timur di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh

Aceh Timur bawa benda koleksi peninggalan bersejarah di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh untuk di pamerkan

Penulis: Dedek Sumarnim | Editor: Muliadi Gani
(Foto : MC/BBR)
Benda koleksi peninggalan sejarah di Anjungan Aceh Timur pada PKA-8 tahun 2023, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, 4-12 November 2023. 

Peninggalan benda koleksi masyarakat terdahulu berbagai macam ragam yang dipamerkan dalam Anjungan Aceh Timur, sebagai bagian pelajaran bagi para pengunjug PKA di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

PROHABA.CO – Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) menjadi kesempatan besar bagi masyarakat untuk kembali mengenang kisah dan sejarah Aceh.

Dari masing-masing daerah tentu memiliki cerita tentang bagaimana kehidupan warganya mulai dari adat istiadat, kebudayaan, hingga benda yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Peninggalan benda koleksi masyarakat terdahulu berbagai macam ragam yang dipamerkan dalam Anjungan Aceh Timur, sebagai bagian pelajaran bagi para pengunjug PKA di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

Benda-benda bersejarah di anjungan Aceh Timur itu seperti peninggalan sejarah masa kerajaan Peureulak, Jepang hingga masa penjajahan Belanda.

mulai dari parang (golong) orang Aceh, Bedil VOC (senapan, pistol), keris peninggalan kerajaan, hingga pedang samurai Jepang.

Bukan hanya itu saja, ada beberapa benda lainnya yang memiliki nilai sejarah khususnya digunakan masyarakat Aceh Timur zaman dulu juga turut disajikan.

Berikut beberapa diantaranya:

Cerepa Bakong

Cerepa Bakong adalah benda yang digunakan oleh kaum laki-laki untuk meletakkan bakung rokok dan daunnya. Benda ini terbuat dari bahan kuningan dengan ukiran indah dan halus bermotif Canek On Kaye. Cerepa Bakong ini sudah ada sejak abad ke-18 masehi.
Cerepa Bakong ini sudah ada sejak abad ke-18 masehi. ((Foto : MC/BBR))

 

Cerepa Bakong adalah benda yang digunakan oleh kaum laki-laki untuk meletakkan tembakau rokok dan daunnya.

Benda ini terbuat dari bahan kuningan dengan ukiran indah dan halus bermotif Canek On Kaye

Cerepa Bakong ini sudah ada sejak abad ke-18 masehi.

Baca juga: Penyanyi Asal Aceh Nabila Taqiyyah Tampil di Acara Penutupan PKA-8

Cirik Panyang

Cirik Panyang adalah wadah yang digunakan untuk mengisi air minum. Benda ini terbuat dari kuningan dengan bentuk seperti leher unta dan sudah ada sejak abad ke-19 masehi.
Cirik Panyang adalah wadah yang digunakan untuk mengisi air minum. Benda ini terbuat dari kuningan dengan bentuk seperti leher unta dan sudah ada sejak abad ke-19 masehi. ((Foto : MC/BBR))

Cirik Panyang adalah wadah yang digunakan untuk mengisi air minum.

Benda ini terbuat dari kuningan dengan bentuk seperti leher unta dan sudah ada sejak abad ke-19 masehi.

Pada masa itu, Cirik Panyang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab ke Sumatera, untuk berdagang dan mencari rempah-rempah.

Kala itu, banyak rakyat Aceh yang menukarkan rempah dengan barang-barang dagangan orang-orang Arab dan India.

Kom Kue Meuseukat

Kom Kue Meuseukat merupakan benda ini sudah ada sejak abad ke-19 masehi
Benda ini sudah ada sejak abad ke-19 masehi, dibawa oleh pedagang-pedagang dari India yang mengincar rempah-rempah Aceh sekaligus berdagang

Kom Kue Meuseukat Sebuah wadah digunakan untuk meletakkan Kue Meuseukat, yang dibawa pada acara adat tertentu dan hari-hari besar Islam.

Benda ini terbuat dari kuningan dengan bentuk bulat berornamen ukiran daun kayu.

Benda ini sudah ada sejak abad ke-19 masehi, dibawa oleh pedagang-pedagang dari India yang mengincar rempah-rempah Aceh sekaligus berdagang.

Baca juga: Partisipan Pasar Kuliner PKA-8 Jamu Makan Malam dan Santuni 50 Anak Yatim

Puan Ranub

Puan Ranub benda koleksi dari Aceh Timur
Puan Ranub adalah benda yang digunakan masyarakat Aceh Timur pada abad ke-18 masehi

 

Puan Ranub adalah benda yang digunakan masyarakat Aceh Timur pada abad ke-18 masehi untuk menaruh sirih dan perlengkapannya seperti kapur, pinang, dan cengkeh.

Puan Ranup ini biasa juga digunakan untuk memuliakan undangan dan pada hari Raya Islam.

Lusong Kuningan

Lusong Kuningan adalah benda koleksi peninggalan sejarah di Anjungan Aceh Timur
Lusong Kuningan merupakan benda untuk tempat obat-obatan seperti lada.Benda ini sudah ada sejak abad ke-16 masehi.

Lusong Kuningan merupakan benda yang digunakan untuk menumbuk rempah-rempah ramuan obat-obatan seperti lada, cengkeh, kunyit, kayu gaharu, dan lainnya.

Benda ini sudah ada sejak abad ke-16 masehi.

Baca juga: 20 Kabupaten/Kota Seluruh Aceh Mengikuti Perlombaan Peuayon Aneuk di PKA 8

Plok Peng Logam

Plok Peng Logam biasanya digunakan oleh kaum perempuan untuk menabung uang.
Plok Peng Logam digunakan oleh masyarakat Aceh Timur pada abad ke-19 masehi untuk menyimpan uang logam dalam pecahan Dirham

 

Plok Peng Logam digunakan oleh masyarakat Aceh Timur pada abad ke-19 masehi untuk menyimpan uang logam dalam pecahan Dirham, Keuh, Kupang, Ringgit dan lainnya.

Plok Peng Logam ini terbuat dari kuningan dengan motif ornamen putik bungong jeumpa.

Benda tersebut biasanya digunakan oleh kaum perempuan untuk menabung uang.

Mundam

Mundam adalah benda koleksi sejarah dari Aceh Timur
Mundam merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk mengisi air cuci kaki pengantin pada acara adat perkawinan

 

Mundam merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk mengisi air cuci kaki pengantin pada acara adat perkawinan ketika menginjak kain tutu di depan pelaminan.

Mundam terbuat dari kuningan dengan bentuk bulat seperti buah labu, benda ini sudah ada sejak ke-17 masehi.

Baca juga: Perlombaan Boh Gaca PKA 8 Nagan Raya Mengukir Motif Pucok Rebong

Cirik Meutangke

Cirik Meutangke terbuat dari kuningan dengan motif seperti burung angsa.
Cirik Meutangke adalah wadah yang digunakan untuk mengisi air minum seperti air putih, kopi, dan teh

 

Cirik Meutangke adalah wadah yang digunakan untuk mengisi air minum seperti air putih, kopi, dan teh.

Benda ini terbuat dari kuningan dengan motif seperti burung angsa.

Pada abad ke-18 masehi, Ciri Meutangke kerap digunakan oleh kaum bangsawan dan Ulee balang.

Kom Emas

Kom Emas merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk menyimpan perhiasan
Benda ini dibuat dari bahan kuningan dengan motif ukiran Canek On Kaye dan Putik Delima di tangkai paling ujung pada bagian tutup

 

Kom Emas merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk menyimpan perhiasan.

Benda ini dibuat dari bahan kuningan dengan motif ukiran Canek On Kaye dan Putik Delima di tangkai paling ujung pada bagian tutup, dan benda ini sudah ada sejak abad ke-19 masehi.

Baca juga: Selain Mengunjungi PKA, Ini Tiga Rekomendasi Tempat Wisata di Banda Aceh

Kande Tujoh Mata

Kande Tujoh Mata merupakan benda koleksi sejarah dari Aceh Timur
Kande Tujoh Mata merupakan sebuah lampu gantung berantai dengan motif pucok reubong dengan tujuh sumbu lampu ganjil

 

Kande Tujoh Mata merupakan sebuah lampu gantung berantai dengan motif pucok reubong dengan tujuh sumbu lampu ganjil.

Lampu Tujoh Mata ini biasa digunakan sebagai penerang dalam rumah yang digantung di atas atap.

Benda ini sudah ada sejak abad ke-16 masehi.

(Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat)

 

Baca juga: Mengenal Tradisi Manoe Pucok dari Abdya Dtampilkan pada PKA-8

Baca juga: Perlombaan Boh Gaca PKA 8 Nagan Raya Mengukir Motif Pucok Rebong

 

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved