Perang Rusia vs Ukraina

Rusia Mulai Rekrut Perempuan untuk Perang di Ukraina, Ditempatkan Unit Tempur Sukarelawan

Tentara perempuan tersebut diduga adalah anggota batalion Bors, yang merupakan bagian dari unit tempur sukarelawan di bawah kendali Kementerian ...

Editor: Muliadi Gani
ITAR-TASS/KONKOV SERGEI via DW INDONESIA
Tentara kontrak Rusia ikut serta dalam latihan militer. 

Mereka disebut-sebut adalah anggota batalion Bors, yang menurut laporan media merupakan unit tempur sukarelawan di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia.

Batalion tersebut saat ini menjalankan iklan netral gender di platform media sosial utama Rusia sebagai upaya untuk memperkuat barisannya.

Mereka ingin merekrut operator drone dan penembak jitu, serta petugas medis dan pengemudi.

Relawan dapat mendaftar dengan kontrak enam bulan dan tunjangan.

Gajinya sekitar 220.000 rubel atau Rp 38 juta per bulan, jumlah yang lumayan besar menurut standar Rusia.

Akun lain di platform yang sama dengan nama "gadis petempur" secara khusus mencari perempuan, mendesak mereka untuk mendaftar dan bertugas di pasukan Rusia.

Ketentuannya "jangka waktu kontrak dan pembayaran" sama dengan yang ditawarkan oleh unit Bors.

Iklan tersebut mengatakan yang paling dicari adalah pilot pesawat tanpa awak dan penembak jitu.

Dalam video yang disebutkan di atas, Julia, yang dipanggil dengan sebutan Iblis memberitahu penonton bahwa dia sedang menjalani pelatihan sebagai penembak jitu dan belajar bagaimana menjadi operator drone.

Sementara Natalia, atau Valkyrie, mengatakan bahwa dia adalah instruktur paramedis.

Waktu dan isi video ini mungkin bukan suatu kebetulan karena Rusia tengah meningkatkan upayanya untuk merekrut prajurit tambahan.

Baca juga: Protes Perang Saat Siaran Langsung, Reporter Rusia Dipenjara 8,5 Tahun

Pasukan yang "memesona"

Dalam perayaan Hari Perempuan Internasional pada bulan Maret ini, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dengan bangga mengumumkan bahwa sekitar 44.500 perempuan saat ini bertugas di tentara Rusia.

Dia mengatakan, 1.100 dari mereka terlibat langsung dalam "operasi militer khusus,” dan sepertiganya telah menerima penghargaan khusus dari negara.

Sekitar 1.300 orang sedang belajar di perguruan tinggi militer, Shoigu menambahkan, sebelum menggambarkan para perempuan tersebut sebagai "tentara yang memesona.”

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved