Argoland Ditemukan, Benua yang Jadi Kunci Keragaman Fauna Indonesia, Berikut Penjelasan Ahli
Para ilmuwan menemukan bukti daratan tersebut dan menelusuri kembali jejaknya.Ternyata benua yang hilang itu dikenal sebagai Argoland setelah terpisah
“Kami benar-benar berhadapan dengan pulau-pulau penuh informasi sehingga investigasi ini memakan waktu sangat lama,” kata Advokaat dalam keterangan pers.
“Argoland terpecah lagi menjadi beberapa serpihan.
Baca juga: Mengapa Lautan di Dunia Berubah Warna, Berikut Penjelasannya
Itu menghambat proses kami dalam melacak perjalanan benua itu,” ungkapnya.
Ketika mereka menyadari Argoland bukanlah sebuah benua besar yang utuh, tetapi telah berubah menjadi sejumlah pulau-pulau kecil yang terpisah oleh lautan, Advokaat dan rekan ahli geologi dari Universitas Utrecht, Douwe van Hinsbergen, menentukan misi baru: mengidentifi kasi masing-masing sektor.
Mereka juga mengajukan nama baru yang lebih menggambarkan kondisi geologis benua itu, yakni “Argopelago (Kepulauan Argo)”.
Benua hilang yang dapat menjelaskan garis Wallace.
Upaya untuk menyusun kembali benua hilang itu juga dapat membantu dalam mengungkapkan misteri lain yang telah menarik perhatian ilmuwan, dalam hal ini para ahli biologi.
Misteri tersebut menyangkut “garis Wallace”, yakni garis pemisah tak kasatmata yang digunakan untuk memisah jenis-jenis fauna dari Asia Tenggara dan Australia.
Garis itu melintasi selatan Indonesia, yang memiliki lebih dari 10.000 pulau.
Ahli-ahli biologi menyadari bahwa satwa yang ada di kedua sisi garis itu sangat berbeda satu sama lain dan tidak bisa dicampur.
Baca juga: Menakjubkan! Pulau Banyak Di Aceh Singkil Menawarkan Pengalaman Melihat Penangkaran Penyu
Di sebelah barat garis Wallace adalah mamalia berplasenta, seperti kera, harimau, dan gajah, yang hampir sama sekali tidak dapat ditemukan di sebelah timur, di mana terdapat hewan berkantung dan burung kakatua; binatang-binatang yang umum ditemukan di Australia.
“Meskipun Sundaland (semenanjung Melayu yang mencakup Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan) merupakan tempat tinggal bagi hewan Eurasia, Sulawesi justru menjadi tempat singgah bagi hewan Australasia, campuran Eurasia dan Australia,” jelas Advokaat kepada BBC Mundo.
“Pencampuran ini terjadi karena Sulawesi bagian barat ‘Eurasia’ bersentuhan dengan Sulawesi bagian tenggara ‘Australia’ antara 28 hingga 3,5 juta tahun yang lalu, seperti yang kami tunjukkan dalam rekonstruksi,” tambahnya.
Menurut para “penemu” Argoland, hal ini bisa saja terjadi karena benua yang hilang itu membawa serta hewan-hewan khasnya ketika terpisah dari Australia dan bergabung dengan Asia Tenggara.
Karakter unik tersebut tidak hanya terlihat dari mamalia dan burung.
Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata |
![]() |
---|
Wabup Aceh Besar Ajak ASN Rutin Donor Darah, 84 Kantong Terkumpul |
![]() |
---|
Penipu Rumah Bantuan di Pidie Divonis 3 Tahun |
![]() |
---|
Qari Asal Aceh Takdir Feriza Hasan Dinobatkan Sebagai Terbaik se-Asia Tenggara |
![]() |
---|
Kehidupan Sosial Beragam Bantu Otak Pahami Dunia Lebih Baik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.