Konflik Palestina vs Israel

Pringatan Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza, Banyak Bayi dan Pasien Bisa Berakhir di Kuburan Massal

"Jika listrik dan air padam dan juga bahan bakar habis, pasien akan dipindahkan ke kuburan massal jika agresi terus berlanjut," kata Khalil Al-Dakran.

Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Muliadi Gani
Tangkapan Layar Aljazeera
Kondisi ruangan rumah sakit Al-Aqsa yang di pemenuhi pasien 

PROHABA.CO, YERUSALEM - krisis air dan listrik di Jalur Gaza yang disebakan oleh serangan Israel membuat banyak rumah sakit tutup.

Salah satu rumah sakit yang ada di Jalur Gaza ini ialah rumah sakit Al-Aqsa yang terletak di wilayah tengah Jalur Gaza.

Rumah sakit ini adalah satu-satunya rumah sakit untuk pasien ginjal.

Rumah sakit ini juga menampung dan merawat bayi-bayi korban perang.

Bayi-bayi tersebut berada di inkubator yang mana sama-sama kita ketahui bahwa ikubator sangat bergantung kepada listrik.

Melansir dari Aljazeera, "jika listrik dan air padam dan juga bahan bakar habis, pasien akan dipindahkan ke kuburan massal jika agresi terus berlanjut," kata Khalil Al-Dakran, selaku juru bicara rumah sakit.

Dalam gemetar beliau menambahkan "dan dunia hanya menyaksikan."

Baca juga: Pemboman Tanpa Henti di Gaza, Dua Rumah Sakit Terbesar di Gaza Terpaksa Berhenti Beroperasi

Baca juga: Irak Vs Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Asnawi dkk Siap Tempur

Rumah sakit tersebut telah mengalami lonjakan pasien sejak awal mula konflik Pasukan Perjuangan Hamas-Israel pada 7 Oktober lalu.

Lonjakan pasien kian bertambah saat ribuan pengungsi dari wilayah Gaza Utara mulai bermigrasi ke selatan.

Pasien-pasien tersebut banyak menderita penyakit yang kronis dan sangat memerlukan pengobatan segera, seperti cuci darah untuk pasien penyakit ginjal.

Para pasien ketakutan yang besar, sebab mereka bukan hanya terancam oleh bom Israel, tapi juga harus memikirkan apakah meraka akan mendapatkan perawatan sebagaimana yang mereka perlukan.

"Kami menunggu lama, dari pagi hingga malam tiba hanya untuk cuci darah," kata Neshma Sharir, seorang pasien ginjal di rumah sakit Al-Aqsa.

Untuk sekarang ini Sharir melakukan cuci darah lebih pendek dari yang sebelumnya dan lebih jarang serta ia harus menghadapi kenyataan bahwa rumah sakit tersebut kekurangan air dan listrik.

Itulah yang menyebabkan cuci darah Sharir tidak berjalan dengan baik, bahkan dapat menyebabkan pembekuan darah.

(Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar, Meulaboh)

 

Baca juga: Dua Rumah Sakit Terbesar di Gaza Terpaksa Berhenti Beroperasi karena Serangan Israel

Baca juga: Perang Israel-Hamas: Rumah Sakit Al-Shifa dan Al-Quds Terbesar di Gaza Ditutup Israel

 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved