Kilas Balik Tsunami 2004

Kisah Pria Disabilitas yang Selamat dari Tsunami Aceh, Tidur di Bubungan Bersama Mayat

ternyata Tami yang seperti setengah mati itu diletakkan di tengah ratusan mayat korban gelombang tsunami.

Penulis: TM Farizi | Editor: Muliadi Gani
SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Satu-satunya rumah yang tersisa di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh setelah tsunami 26 Desember 2004. 

"Jangan- kan diobati luka saya, makan dan minumpun tak ada yang memberikan saat itu.

Saya menyadari karena orang semuanya lagi kalut," kata Tami dengan nada pasrah.

Bahkan selama dua hari di antara tumpukan mayat itu, ia sempat pingsan selama beberapa jam karena kondisi tubuh sudah sangat melemah.

"Bahkan saat itu saya pikir sudah mati," kenangnya lagi.

Baca juga: Tgk Amri Fatmi Isi Tausiah Peringatan 19 Tahun Tsunami

Baru pada, Kamis (30/12/2004) pagi, salah seorang abangnya, Mustafa Kamal JK warga Blangpidie, Abdya, menemukan Tamy dalam tumpukan mayat di rumah sakit itu.

Karena melihat tak ada perawatan apapun, pada hari itu juga Mustafa Kamal JK membawa pulang adiknya itu ke Blangpidie.

Sedangkan, tiga anaknya yang masih kecil bersama istri dan metuanya yang saat bencana gelombang itu berada dalam rumah sampai saat ini belum diketahui nasibnya.

Meskipun sudah dilakukan pencarian tapi tak diketemukan.

"Semuanya saya serahkan pada Allah.

Karena saya hanya menerima amanah Yang Maha Kuasa," kata Tamy tanpa mampu menahan tangis.

Meskipun begitu seorang anak tertuanya selamat dari bencana tersebut, karena pada saat kejadian sudah duluan keluar dari rumah.

(Arsip Serambi Indonesia/Serambinews.com/Syamsul Azman)

 

Baca juga: KISAH Korban Gempa dan Tsunami Aceh 2004 yang Selamat

Baca juga: Gempa Bumi Terbesar di Dunia 9,5 SR Pernah Terjadi di Chile

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved