Kilas Balik Tsunami 2004

Kisah Pria Disabilitas yang Selamat dari Tsunami Aceh, Tidur di Bubungan Bersama Mayat

ternyata Tami yang seperti setengah mati itu diletakkan di tengah ratusan mayat korban gelombang tsunami.

Penulis: TM Farizi | Editor: Muliadi Gani
SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Satu-satunya rumah yang tersisa di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh setelah tsunami 26 Desember 2004. 

Kisah Pria Disabilitas Tidur Bersama Mayat Korban Tsunami di Bubungan

PROHABA.CO - Kilas balik tsunami Aceh, seorang pria disabilitas selamat dari tsunami di Aceh dan menghabiskan malam di bubungan bersama jenazah korban tsunami.

Setiap 26 Desember, Aceh memperingati tsunami sebagai penghormatan terhadap peristiwa tragis yang menghancurkan Serambi Mekkah pada tahun 2004 silam.

Tiap tahun, aceh mengenang tsunami sebagai momen yang mengajarkan banyak hal dari pengalaman pahit yang dialami para korban.

Salah satu kisah yang terkenang adalah tentang pria cacat yang bertahan di bubungan bersama mayat-mayat korban tsunami.

Berikut ini, kami sajikan kembali untuk Anda pembaca setia Prohaba.co

Hanya dalam hitungan detik gulungan ombak berwarna hitam yang diperkirakan setinggi 12 meter menyapu rumah Tami (40) yang berlokasi di bibir pantai Pasie Aron Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh.

Baca juga: Mengenang Kilas Balik 19 Tahun Berlalu Bencana Tsunami Menerpa Aceh

Tami lelaki disabilitas yang kedua kakinya pengkor itu, akhirnya hanya bisa pasrah.

la diombang-ambingkan ombak tsunami kurang lebih satu kilometer.

Pada hari naas itu, Minggu (26/12/2004), Tami yang bekerja sebagai montir ranmor dan boat itu sedang duduk duduk di depan rumah yang lebih pantas disebut gubuk.

Tiba tiba la merasa dunia seperti berputar dan berguncang deras, disertai jerit serta pekikan takbir dari warga sekitar bibir pantai.

"Melihat gempa yang begitu dahsyat, saya berfirasat tak enak." Lalu ketika gempa reda.

Dia langsung meminta istrinya berkemas untuk segera keluar dari gubuk mereka.

Tami masih sempat melihat tiga anaknya serta sang mertua berkemas-kemas untuk segera meninggalkan rumah mereka.

Ia sadar betul, dirinya yang cacat hanya bisa berjalan lambat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved