Covid 19
JN.1, Covid Varian Baru Menyebar Pesat di Berbagai Negara
WHO menyatakan bahwa subvarian baru dari strain Omicron, JN.1 ini adalah variant of interest (varian yang diperhatikan) akibat penyebarannya
PROHABA.CO, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Covid-19 varian baru JN.1 persebarannya kini meningkat secara pesat di dunia, termasuk di India, Cina, Inggris, dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengonfi rmasi kematian satu orang pasien Covid-19 yang terinfeksi varian ini.
WHO menyatakan bahwa subvarian baru dari strain Omicron, JN.1 ini adalah variant of interest (varian yang diperhatikan) akibat penyebarannya yang pesat di banyak negara di dunia.
WHO juga menambahkan bahwa risiko JN.1 bagi publik sekarang masih rendah dan vaksin-vaksin yang ada saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap subvarian ini.
Kendati demikian, WHO memperingatkan publik untuk berhati-hati karena Covid dan infeksi-infeksi lainnya dapat meningkat menjelang musim dingin di negara Eropa.
Berbagai virus yang menjangkiti saluran penasaran seperti flu, virus pernapasan syncytial (RSV), dan pneumonia anak juga dikabarkan tengah meningkat di belahan bumi utara, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC untuk rubrik kesehatan Philippa Roxby.
Penyebaran JN.1 Virus penyebab Covid secara konstan terus berubah seiring waktu dan terkadang memunculkan varian-varian baru.
Baca juga: WHO Mengatakan COVID Baru Meningkat 52 Persen Secara Global Dalam Satu Bulan
Omicron telah menjadi varian dominan secara global untuk beberapa saat. WHO kini tengah melacak sejumlah ‘variant of interest’ yang berkaitan dengan Omicron, termasuk JN.1, kendati belum ada satu pun yang dianggap mengkhawatirkan.
Namun, JN.1 menyebar secara cepat di berbagai penjuru dunia.
Saat ini, subvarian JN.1 adalah yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat dengan infeksi sebanyak 15-29 persen, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Otoritas kesehatan Inggris menyatakan JN.1 mencakup sekitar 7 persen dari kasus tes positif Covid berdasarkan analisis laboratorium.
Mereka menambahkan, akan terus mengawasi semua data terkait JN.1 dan varian lainnya.
Adapun di Indonesia, terdapat 112 kasus Covid varian JN.1 per 29 Desember 2023.
Kasus JN.1 menyebar secara cepat di seluruh wilayah dunia, barangkali karena subvarian ini punya mutasi tambahan dari segi peningkatan protein dibandingkan varian BA.2.86 (JN.1 adalah turunan dari varian ini).
“Diduga bahwa varian ini dapat menimbulkan peningkatan kasus-kasus SARS-Cov-2 (coronavirus) di tengah melonjaknya infeksi virus dan bakteri lainnya, terutama di negara-negara yang memasuki musim dingin,” tutur WHO dalam penilaian risiko mereka.
Baca juga: Covid Varian JN.1 Masuk Indonesia, Terdeteksi di Jakarta dan Batam
Pada umumnya, gejala Covid-19 varian ini sama seperti gejala yang dialami jika terinfeksi varian lain.
Berat ringannya gejala yang dialami pasien, bergantung pada kekebalan tubuh dan kondisi kesehatan, alih-alih pada varian virus yang mengunfeksi.
WHO menambahkan hingga kini bukti masih terbatas tentang bagaimana JN.1 mampu mengalahkan imunitas dari vaksin-vaksin yang ada.
Belum ada laporan orang lebih menderita sakit karena varian ini dibandingkan yang sebelum-sebelumnya.
WHO mengatakan, butuh lebih banyak lagi penelitian guna menganalisis dampak kesehatan yang ditimbulkan subvarian ini, mengingat jumlah negara yang melaporkan data pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit menurun secara dramatis.
Berikut saran dari WHO untuk mencegah infeksi dan penyakit parah:
- kenakan masker di tempat-tempat ramai dan tertutup menutup wajah;
- ketika batuk atau bersin bersihkan tangan secara rutin;
- terus perbarui vaksin Covid dan flu, terutama jika rentan tetap di rumah.
Penyebaran di Indonesia Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, ada dua kasus kematian terkait Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, pada Desember 2023, salah satunya positif terinfeksi subvarian JN.1.
Baca juga: 273 Peserta PPG Gelombang Dua Tahun 2023 UBBG Lulus
“Salah satunya diperiksa subvariannya JN.1, tapi penyebab (meninggalnya) bukan Covid (melainkan) karena penyakit komorbid,” ujar Siti Nadia kepada BBC Indonesia.
Pasien yang dimaksud Siti Nadia adalah pasien laki-laki berinisial FV, 48 tahun, yang meninggal pada 18 Desember di RS Embung Fatimah, Batam.
Dia tambahkan bahwa pasien atas nama FV itu meninggal karena penyakit jantung dan saat dites Covid-19 hasilnya positif dengan subvarian JN.1
. Adapun pasien yang kedua adalah pria berinisial GNS, 77 tahun, yang meninggal pada 21 Desember di RS Elizabeth Lubuk Baja.
Siti Nadia mengkonfi rmasi GNS meninggal akibat sakit infeksi radang paru dan setelah dites Covid-19, positif dengan subvarian GE.1.
Hingga Selasa (29/12) tercatat 112 kasus Covid-19 varian JN.1 di Indonesia, dengan sebagian besar kasus terjadi di Jakarta.
Di Pekanbaru 4 kasus, Batam 3 kasus, Tarakan 2 kasus, dan Bandung 2 kasus.
Per 30 Desember 2023, tercatat ada 2.606 kasus aktif di Indonesia secara keseluruhan, dengan kasus terkonfi rmasi 318 kasus, kasus sembuh 128 dan dua kasus meninggal.
Laporan terbaru WHO Covid-19 Epidemiological Update menunjukkan bahwa di Indonesia ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit, jumlah itu dihitung berdasarkan pertambahan kasus dari 41 kasus menjadi 149 kasus pada periode 20 November sampai 17 Desember 2023, dibandingkan dengan 28 hari sebelumnya, 16 Oktober sampai 12 November 2023.
Siti Nadia kemudian mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk menggunakan masker jika berada di tempat yang padat dan berisiko.
“Segera melengkapi vaksinasi dan tes bila ada gejala sakit dan lakukan isolasi kalau positif Covid,” imbaunya.
(Kompas.com)
Baca juga: Tiara Andini Ceritakan Timnya Diduga Alami Kekerasan Fisik di Malam Tahun Baru
Baca juga: Kemenkes Imbau Masyarakat Kembali Pakai Masker, Antisipasi Peningkatan Covid-19
Baca juga: Gejala Infeksi Varian Covid Pirola Kini dalam Pengawasan WHO
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Covid-19 Varian Baru JN.1 Menyebar Pesat di Dunia, Begini Kasusnya di Indonesia",
WHO Kembali Desak Cina Buka Data Asal-asul Covid-19, Dunia Rentan terhadap Pandemi Berikutnya |
![]() |
---|
Antisipasi Gelombang Kasus Setelah Libur Nataru, Vaksin Covid-19 Berbayar Dinilai Tak Tepat |
![]() |
---|
Kasus Covid-19 Varian baru di Asia Tenggara Meningkat, Utamakan Kebersihan Diri |
![]() |
---|
Covid Varian JN.1 Masuk Indonesia, Terdeteksi di Jakarta dan Batam |
![]() |
---|
Kemenkes Imbau Masyarakat Kembali Pakai Masker, Antisipasi Peningkatan Covid-19 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.