Covid 19
WHO Kembali Desak Cina Buka Data Asal-asul Covid-19, Dunia Rentan terhadap Pandemi Berikutnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendesak Cina untuk berbagi data terkait asal-usul Covid-19, menyoroti kebutuhan mendesak untuk transparansi
PROHABA.CO, JENEWA - Covid-19 telah membunuh jutaan orang, menghancurkan perekonomian global, dan melumpuhkan sistem kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendesak Cina untuk berbagi data terkait asal-usul Covid-19, menyoroti kebutuhan mendesak untuk transparansi dan kerja sama guna mencegah pandemi di masa depan.
“Kami terus memintaCina untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul Covid-19.
Ini adalah keharusan moral dan ilmiah,” kata WHO dalam pernyataan yang dirilis tepat lima tahun setelah otoritas kesehatan Wuhan pertama kali melaporkan kasus pneumonia misterius yang kemudian diberi nama Coronavirus Disease (Ccvid)-19.
Covid-19 telah menewaskan lebih dari tujuh juta orang, melumpuhkan sistem kesehatan, dan menghancurkan perekonomian global.
Dilansir Reuters, dalam pernyataannya, WHO juga menyerukan penghormatan terhadap jutaan nyawa yang hilang, apresiasi terhadap tenaga kesehatan, dan komitmen untuk belajar dari pandemi ini guna membangun masa depan yang lebih sehat.
WHO menegaskan bahwa tanpa transparansi, berbagi data, dan kerja sama antarnegara, dunia tidak dapat mempersiapkan diri menghadapi epidemi berikutnya.
Baca juga: Apakah Covid-19 Akan Jadi Penyakit Musiman? Ini Penjelasaanya
Baca juga: Kemenkes Berutang Rp 5,4 Triliun Terkait Pandemi Covid, RS Swasta Ajukan Somasi
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan dunia telah belajar banyak dari pandemi ini, tetapi masih menghadapi kelemahan dan kerentanan yang sama seperti lima tahun lalu.
“Jika pandemi berikutnya tiba hari ini, kita masih belum sepenuhnya siap,” kata Tedros pada pengujung tahun 2024.
Pada Desember 2021, negara-negara anggota WHO sepakat untuk merumuskan perjanjian pandemi yang bertujuan untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi.
Namun, meskipun sebagian besar poin telah disepakati, negosiasi masih terhambat pada isu utama, yaitu kewajiban berbagi patogen baru dan pembagian manfaat dari pengembangannya, seperti vaksin.
Batas waktu untuk menyelesaikan perjanjian ini adalah Mei 2025, tetapi garis patahan utama tetap antara negara-negara maju dengan industri farmasi besar dan negara-negara berkembang yang khawatir akan ditinggalkan saat pandemi berikutnya tiba.
WHO berharap momentum peringatan lima tahun ini mendorong negara-negara, terutama Cina, untuk lebih transparan.
“Tanpa tindakan nyata, kita hanya mengulang sejarah, membiarkan dunia tetap rentan terhadap pandemi di masa depan,” tegas WHO.
Baca juga: Antisipasi Gelombang Kasus Setelah Libur Nataru, Vaksin Covid-19 Berbayar Dinilai Tak Tepat
Baca juga: WHO Peringatkan Penularan Cacar Monyet Bisa lewat Percikan Liur
Baca juga: WHO Mengatakan COVID Baru Meningkat 52 Persen Secara Global Dalam Satu Bulan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Kembali Mendesak China Buka Data Asal-Usul Covid-19",
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Antisipasi Gelombang Kasus Setelah Libur Nataru, Vaksin Covid-19 Berbayar Dinilai Tak Tepat |
![]() |
---|
JN.1, Covid Varian Baru Menyebar Pesat di Berbagai Negara |
![]() |
---|
Kasus Covid-19 Varian baru di Asia Tenggara Meningkat, Utamakan Kebersihan Diri |
![]() |
---|
Covid Varian JN.1 Masuk Indonesia, Terdeteksi di Jakarta dan Batam |
![]() |
---|
Kemenkes Imbau Masyarakat Kembali Pakai Masker, Antisipasi Peningkatan Covid-19 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.