Konflik Palestina vs Israel

Perusahaan Pelayaran Raksasa Maersk Memutuskan Untuk Tidak Melewati Rute Laut Merah

Pihak Houthi mengatakan bahwa mereka hanya akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di jalur pelayaran Laut Merah.

Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Muliadi Gani
AFP
Kapal Maersk yang sedang berlayar 

PROHABA.CO - Perusahaan pelayaran kontainer raksasa Maersk memutuskan bahwa akan mengalihkan rute perjalanan seluruh kapal di Afrika dari Laut Merah dan Terusan Suez.

Pengumuman tersebut disampaikan pada Jumat (5/1/2024), mereka menyebutkan bahwa keputusan tersebut diambil karena situasi yang tidak menentu di Laut Merah ketika kelompok Houthi Yaman terus menyerang kapal-kapal yang melewati jalur yang sibuk tersebut.

Melansir dari Aljazeera, "oleh karena itu kami memutuskan bahwa semua kapal Maersk yang transit di Laut Merah/Teluk Aden akan dialihkan ke selatan di sekitar Tanjung Harapan dalam waktu dekat," kata perusahaan Denmark tersebut.

Mereka terpaksa menerima konsekuensi atas perubahan rute kapal-kapal mereka, dimana dengan menggunakan rute mengelilingi Afrika dapat menambah waktu perjalanan lebih lama 10 hari daripada rute sebelumnya serta memerlukan bahan bakar lebih sehingga meningkatkan biaya pengiriman.

"Situasinya terus berkembang dan tetap sangat fluktuatif dan semua informasi intelijen yang ada menegaskan bahwa risiko keamanan terus berada pada tingkat yang meningkat secara signifikan," tambah Maersk.

Pihak Houthi mengatakan bahwa mereka hanya akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di jalur pelayaran Laut Merah.

Baca juga: Houthi Yaman Kembali Beraksi, Kini Kapal Kargo Swan Atlantic dan MSC Clara jadi Korban

Baca juga: Houthi Yaman Kembali Serang Kapal Kargo MSC UNITED di Laut Merah

Hal tersebut mereka lakukan karena sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang menghadapi pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel di Gaza.

Selasa lalu (2/1/2024), Maersk menyebutkan bahwa mereka akan menghentikan seluruh kapal yang akan melewati Laut Merah menyusul serangan pada salah satu kapal merekan Maersk Hangzhou yang berbendera Singapura oleh Houthi.

Empat dari lima kapal kontainer Maersk juga dialihkan menuju selatan yang sudah melewati Terusan Suez kembali ke utara untuk perjalanan panjang mengelilingi Afrika pada Kamis (5/1/2024).

"Meskipun kami (Maersk) terus berharap adanya penyelesaian yang berkelanjutan dalam waktu dekat dan melakukan semua yang kami bisa untuk berkontribusi terhadap hal tersebut, kami mendorong pelanggan untuk bersiap menghadapi komplikasi di area ini yang akan terus berlangut dan jika ada gangguan signifikan terhadap jarigan global," kata Maersk.

Sejak November, setidaknya 25 kapal komersial yang beroperasi di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden telah diserang.

Bulan lalu, Amerika Serikat meluncurkan operasi multinasional untuk melindungi perdagangan di Laut Merah.

Namun, karena serangan yang terus berlanjut, banyak perusahaan pelayaran masih mengalihkan kapal ke wilayah Afrika.

Pada hari Rabu, koalisi 12 negara, yang dipimpin oleh AS, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada Houthi agar “segera mengakhiri serangan ilegal ini dan membebaskan kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah”, dan memperingatkan “konsekuensinya”.

Jalur air ini merupakan jalur utama bagi sekitar 12 persen perdagangan dunia, menurut Kamar Pelayaran Internasional.

Laut Merah menghubungkan Mediterania dengan Samudera Hindia dan Eropa dengan Asia.

(Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar, Meulaboh)

 

Baca juga: Perang Israel-Hamas Memanas di Laut Merah, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz

Baca juga: Perkuat Houthi di Laut Merah, Iran Borong Rudal Talaeiyeh dan Heli Pintar 

 

Update berita lainnya di PROHABA.CO dan Google News.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved