Perang Hamas Israel

Menyedihkan! Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak untuk Bertahan Hidup, Minta Dunia Turun Tangan

Penderitaan yang dialami warga Gaza, Palestina akibat perang antara Israel dan Kelompok Hamas, terus bertambah.

Editor: Jamaluddin
Anadolu Agency
Warga Palestina di utara Gaza harus menggiling gandum dan jagung, yang seharusnya dihasilkan sebagai pakan ternak. 

Warga Palestina di Jalur Gaza berjuang menghadapi kelaparan dengan terpaksa menggiling pakan ternak untuk dijadikan sebagai makanan menyerupai roti.

PROHABA.CO, GAZA - Penderitaan yang dialami warga Gaza, Palestina akibat perang antara Israel dan Kelompok Hamas, terus bertambah dan makin menyedihkan.

Selain kehilangan anggota keluarga dan saudaranya serta diharuskan mengungsi, kini muncul lagi kejadian yang membuat hidup mereka makin menderita.

Pasalnya, warga Palestina di Jalur Gaza berjuang menghadapi kelaparan dengan terpaksa menggiling pakan ternak untuk dijadikan sebagai makanan menyerupai roti.

Dikutip dari Kompas.com, mereka melakukan hal itu karena dilanda kelangkaan tepung terigu yang berkepanjangan di tengah blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan.

Warga Gaza, Awatif al-Besyuni, mengatakan para warga terpaksa menggiling gandum dan jagung, yang seharusnya digunakan sebagai pakan ternak, untuk membuat makanan sehari-hari mereka.

Seperti diberitakan Anadolu pada Rabu (7/2/2024) lalu, Besyuni mengatakan, kondisi kehidupan mereka sangat sulit.

Ia menyebutkan, penduduk Gaza bukan hanya menanggung dampak perang, melainkan juga berjuang melawan kelaparan dan keadaan suhu udara yang sangat dingin.

Dia mengungkapkan penderitaan anak-anak yang tidak dapat dipenuhi keinginan mereka yang paling sederhana sekalipun karena serangan yang berkepanjangan, di saat mereka sekalipun meminta untuk dapat memakan makanan yang lain.

Minta dunia turun tangan

Menyoroti perjuangan anak-anak di tengah kelangkaan tepung untuk membuat roti, Besyuni menyerukan masyarakat internasional untuk melakukan intervensi.

Ia mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menekan Israel agar menghentikan perang dan meringankan penderitaan mereka di Gaza.

Hasan Seref, warga Tel al-Zaatar di utara Gaza, menggambarkan situasi tragis dengan kekurangan makanan kala itu, dan menekankan dampak buruk pada anak-anak yang tidak dapat memahami kelaparan yang dipaksakan di tengah perang dan blokade.

“Persediaan makanan benar-benar habis, membuat mereka harus berpuasa hingga 48 jam,” kata dia.

Um Asad al-Ketri, warga yang membuat roti di sebuah rumah yang sudah hancur di Kamp Pengungsi Jabalia akibat serangan Israel, menyoroti kondisi menyedihkan yang sedang mereka alami hanya untuk bertahan hidup.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved