Tahukah Anda

Studi Ungkap Dampak Puasa Intermiten bagi Otak, Berikut Penjelasannya

Puasa intermiten dilakukan dengan pembatasan asupan kalori (energi) dalam jangka waktu singkat, biasanya selama 12 hingga 16 jam per hari, yang

Editor: Muliadi Gani
FREEPIK/RAWPIXEL.COM
Ilustrasi otak. 

Pada saat yang sama, seiring dengan menurunnya metabolisme glukosa di otak, penelitian menunjukkan bahwa keton dapat menjadi sumber energi alternatif untuk menjaga fungsi otak dan mencegah gangguan neurodegenerasi terkait usia dan penurunan kognitif.

Sejalan dengan hal ini, peningkatan keton melalui suplementasi atau makanan telah terbukti meningkatkan kognisi pada orang dewasa dengan penurunan kognitif ringan.

2. Sinkronisasi sirkadian

Makan pada waktu yang tidak sesuai dengan ritme alami tubuh sehari-hari dapat mengganggu kerja organ tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa hal ini mungkin membuat kita lebih rentan terhadap penyakit kronis.

Jika ingin membatasi asupan makan, sebaiknya lakukan dalam rentang waktu enam hingga sepuluh jam di siang hari atau saat tubuh aktif.

Makan yang dibatasi waktu menyebabkan perubahan ekspresi gen di jaringan dan membantu tubuh selama istirahat dan beraktivitas.

Sebuah studi pada tahun 2021 terhadap 883 orang dewasa di Italia menunjukkan, orang yang membatasi asupan makanan hingga sepuluh jam sehari lebih kecil kemungkinannya mengalami gangguan kognitif dibandingkan orang yang makan tanpa batasan waktu.

Baca juga: Bagaimana Dampak Kurang Tidur pada Otak, Berikut Penjelasannya

Baca juga: Gejala Asam Lambung Tidak Naik saat Puasa, Berikut Tips dan Cara Mengatasinya

3. Mitokondria

Puasa intermiten dapat memberikan perlindungan otak melalui peningkatan fungsi mitokondria, metabolisme, dan pengurangan oksidan.

Peran utama mitokondria adalah menghasilkan energi dan sangat penting untuk kesehatan otak.

Banyak penyakit yang berkaitan dengan usia berhubungan dengan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, yang kemungkinan besar disebabkan oleh disfungsi mitokondria selama penuaan.

Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa puasa bergantian atau mengurangi kalori hingga 40 persen dapat melindungi atau meningkatkan fungsi mitokondria otak. Namun, tidak semua penelitian mendukung teori ini.

4. Sumbu usus & otak

Usus dan otak berkomunikasi satu sama lain melalui sistem saraf tubuh.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved