konflik Palestina vs Israel

Bencana Kelaparan Parah di Gaza Bisa Mengakibatkan Kematian Massal

Krisis pangan atau kelaparan di beberapa bagian Jalur Gaza sudah berada pada tingkat yang parah. Dikhawatirkan, kelaparan yang belarut tanpa adanya

|
Editor: Muliadi Gani
Mohammed Abed/AFP
Meski bantuan telah masuk, namun itu belum mencukupi kebutuhan pengungsi. Israel bahkan melarang penyaluran bahan bakar ke Gaza karena takut dicuri Hamas. 

PROHABA.CO, JALUR GAZA - PBB memperingatkan kemungkinan bencana kelaparan yang mengancam wilayah Gaza Utara.

Separuh penduduk di wilayah tersebut sudah menghadapi "krisis kerawanan pangan atau lebih buruk lagi."

Krisis pangan atau kelaparan di beberapa bagian Jalur Gaza sudah berada pada tingkat yang parah.

Dikhawatirkan, kelaparan yang belarut tanpa adanya gencatan senjata, maka bakal berakibat pada kematian massal.

Pasalnya, pasokan makanan ke beberapa daerah terputus karena pertempuran yang terus berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.

Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang penilaiannya diandalkan oleh badan-badan PBB mengatakan, 70 persen orang di wilayah utara Gaza menderita kelaparan paling parah.

Pamantau kelaparan global itu menilai lebih dari tiga kali lipat ambang batas 20 persen yang diperkirakan.

IPC mengaku tidak memiliki cukup data mengenai angka kematian, tetapi diperkirakan penduduk akan mengalami kematian skala kelaparan dalam waktu dekat.

Baca juga: 2.000 Staf Medis di Gaza Utara Hadapi Kelaparan Sulit Dapat Makanan Untuk Sahur

Hal itu yang didefinisikan sebagai dua orang dari setiap 10.000 orang yang meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit.

Kementerian Kesehatan Gazamengatakan, sejauh ini 27 anak-anak dan tiga orang dewasa telah meninggal karena kekurangan gizi.

“Tindakan yang diperlukan untuk mencegah kelaparan memerlukan keputusan politik segera untuk gencatan senjata dan peningkatan akses kemanusiaan dan komersial yang signifikan dan segera kepada seluruh penduduk Gaza,” katanya, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Selasa (19/3/2024).

Secara keseluruhan, 1,1 juta warga Gaza, atau sekitar separuh jumlah penduduk Gaza mengalami krisis pangan yang sangat parah, dan sekitar 300.000 orang di wilayah tersebut kini menghadapi kemungkinan tingkat kematian akibat kelaparan.

Prospek kelaparan yang disebabkan oleh manusia di Gaza telah menimbulkan kecaman paling keras terhadap Israel dari sekutu Barat sejak negara itu melancarkan perang melawan Hamas menyusul serangan mematikan mereka di wilayah Israel pada 7 Oktober.

Baca juga: Israel Hancurkan Gaza melalui Taktik Kelaparan Sebut Pakar PBB, Warga Israel Dukung Palestina

Baca juga: Aktor Donny Kesuma Meninggal Dunia di Usia 55 Tahun Karena Sakit Jantung

“Di Gaza kita tidak lagi berada di ambang kelaparan.

Kita berada dalam keadaan kelaparan.

Kelaparan digunakan sebagai senjata perang.

Israel memprovokasi kelaparan,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada konferensi di Brussels tentang masalah kelaparan.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menjawab bahwa Borrell harus berhenti menyerang Israel dan mengakui hak Israel untuk membela diri terhadap kejahatan Hamas.

“Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui darat, udara, dan laut bagi siapa saja yang bersedia membantu,” kata Katz di media sosial X, dan bantuan tersebut diganggu oleh Hamas yang bekerja sama dengan badan bantuan PBB UNRWA.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut laporan IPC sebagai dakwaan yang mengerikan dan mengatakan Israel harus mengizinkan akses penuh dan tidak terbatas ke seluruh wilayah Gaza.

(Kompas.com)

 

Baca juga: Warga Gaza Dilanda Kelaparan Karena Perang, Israel Malah Blokir Jalan Truk Bawa Bantuan 

Baca juga: Warga Gaza Terancam Kelaparan, Tentara Israel Bakar Bantuan Makanan dan Minuman untuk Warga Sipil

Baca juga: Perang Hamas-Israel Sudah Memasuki Bulan Ke-3, Kematian dan Kelaparan Meliputi Warga

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kelaparan Parah di Gaza Bisa Mengakibatkan Kematian Massal", 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved