Tahukah Anda
Benarkah Bermain Tanah Bisa Tingkatkan Kekebalan Anak? Berikut Penjelasaanya
Ada pendapat yang mengatakan bahwa bermain di luar rumah, seperti bermain tanah, baik untuk anak-anak karena dapat memperkuat sistem kekebalan
PROHABA.CO - Anak-anak yang suka bermain kotor seperti lumpur dan tanah di luar rumah disebut lebih 'sehat' karena sistem imun mereka kuat.
Tapi, apakah ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut?
Kabar baik, jawabannya, iya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan kotoran sejak dini dapat mengurangi risiko anak-anak terkena alergi dan kondisi autoimun.
Dengan kata lain, hal ini mungkin mencegah kondisi sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak membantu terhadap alergen atau jaringan tubuh.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa bermain di luar rumah, seperti bermain tanah, baik untuk anak-anak karena dapat memperkuat sistem kekebalan (imunitas) tubuh mereka.
Namun, apakah ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini?
Singkatnya ya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan kotoran sejak dini dapat mengurangi risiko anak-anak terkena alergi dan kondisi autoimun.
Dengan kata lain, hal ini mungkin mencegah kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak tepat terhadap alergen atau jaringan tubuh.
Ketika sistem kekebalan tubuh anak berkembang di tahun-tahun awal kehidupannya, pasukan sel pelindung di dalam tubuh harus belajar membedakan antara sel-sel tubuh sendiri dan zat asing yang tidak berbahaya atau menyebabkan penyakit, seperti bakteri dan virus.
Baca juga: Mengoptimalkan Kesehatan dengan Minuman yang Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Faktanya, menurut Graham Rook, profesor emeritus mikrobiologi medis di University College London, sinyal molekuler yang mendorong perluasan lengan pengatur sistem kekebalan ini, utamanya berasal dari mikroba di usus.
Kumpulan mikroba ini disebut “mikrobioma usus” dan penting bagi kesehatan.
Misalnya, beberapa mikroba membantu memproduksi vitamin yang kita perlukan untuk hidup, dan membantu kita mencerna makanan.
Tahun pertama kehidupan sangat penting untuk perkembangan mikrobioma.
Bayi menerima bakteri saat mereka melewati jalan lahir atau vagina, dan dari susu jika diberi air susu ibu (ASI).
Ketika anak-anak tumbuh, mereka terus-menerus terpapar mikroba dari beragam sumber.
Sebuah teori menyatakan bahwa semakin besar jumlah mikroba yang kita kenal pada masa kanak-kanak, semakin beragam mikrobioma kita.
Dengan demikian, semakin baik sistem kekebalan tubuh kita untuk mengenali penyakit.
Teori ini, yang dikemukakan oleh Rook pada tahun 2003, mirip dengan hipotesis yang menyatakan bahwa kurangnya paparan kuman sejak dini membuat orang lebih rentan terhadap kondisi kekebalan.
Baca juga: Apakah Benar Temulawak Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Seseorang? Berikut Penjelasannya
Baca juga: Mampu Tingkatkan Imun Tubuh dan Jaga Gula Darah, Ini 10 Manfaat Makan Ubi Jalar
Meski demikian, hipotesis tersebut menekankan pentingnya terpapar mikroba komensal pada awal kehidupan, alih-alih patogen menular.
Gagasan ini didukung oleh penelitian: beberapa penelitian di Eropa menunjukkan bahwa paparan dini terhadap kuman tidak mencegah berkembangnya alergi.
Kritik lain terhadap hipotesis tersebut adalah bahwa hipotesis ini meremehkan pentingnya kebersihan yang baik untuk mencegah penyakit.
Hipotesis ini di sisi lain, dapat membantu menjelaskan penyebab penggunaan antibiotik yang berlebihan pada awal kehidupan, yang dapat menghapus sebagian besar mikrobioma usus, dan persalinan sesar, yang menyebabkan bayi baru lahir terpapar bakteri vagina, dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.
Sebuah percobaan di Finlandia mengamati apakah sistem kekebalan anak-anak kota dapat diperkuat dengan rumput dan tanah yang diambil dari hutan.
Mereka menemukan bahwa dalam waktu satu bulan, anak-anak yang bermain di tanah memiliki koleksi bakteri tidak berbahaya yang lebih beragam di kulit mereka dan lebih banyak sel pengatur kekebalan tubuh serta molekul pemberi sinyal di dalam darah mereka dibandingkan anak-anak yang bermain di taman bermain berkerikil.
Hal ini mengisyaratkan bahwa paparan bakteri di dalam kotoran dapat membantu sistem kekebalan tubuh menjadi matang dan secara teoretis mengurangi kemungkinan menjadi terlalu aktif.
Meskipun mikrobioma penting, ada banyak faktor lain yang memengaruhi risiko seseorang terkena alergi, termasuk genetika.
Namun, secata umum, anak-anak memang perlu diajak untuk keluar dan bermain di tanah.
Sebagai catatan, kotoran di daerah yang sangat tercemar tetap tidak sehat bagi anak-anak karena dapat mengandung kontaminan berbahaya.
Dan karena kotoran dapat mengandung bahan kimia yang berpotensi berbahaya, seperti timbal serta parasit, tetap perhatikan benda-benda yang dipegang anak dan aktivitas mereka saat bermain.
(Kompas.com)
Baca juga: Evolusi Manusia Jadi Kunci Kekebalan Tubuh
Baca juga: Simak 6 Manfaat Kurma untuk Kesehatan, Bantu Cegah Kanker
Baca juga: Kenali 6 Dampak Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala untuk Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Bermain Tanah Bisa Tingkatkan Kekebalan Anak?",
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Makanan Rumahan Berapa Jam Aman di Suhu Ruang? Berikut Penjelasannya |
![]() |
---|
Memelihara Kucing Bisa Mengubah Otak Manusia, Begini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Kebiasaan Apa yang Membuat Seseorang Disukai Nyamuk? Ternyata Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kulit Pisang Jadi Camilan Sehat dan Lezat: Penelitian Ungkap Manfaatnya |
![]() |
---|
Manfaat Minyak Jarak Tak Sehebat yang Diklaim, Ini Kata Para Ahli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.