Tahukah Anda

Lima Serangga Paling Berbahaya di Dunia, dari Lalat Tsetse hingga Nyamuk

Serangga menjadi salah satu hewan yang menjadi vektor sempurna dalam hal penyebaran penyakit. Ukurannya yang kecil, memiliki mulut yang menusuk ...

Editor: Muliadi Gani
Twitter.com/KemenkesR
Ilustrasi nyamuk - Kemenkes RI menerapkan wolbachia untuk menurunkan kasus demam berdarah di Indonesia. 

Panjangnya sekitar 5 cm dan bisa berwarna hijau, abu-abu, atau coklat, dan ditutupi duri.

Kabar buruknya, duri-duri tersebut mudah lepas, menembus kulit dan mengeluarkan racun yang mengganggu kemampuan darah untuk membeku.

Jika seseorang terkena racun ini dalam jumlah yang cukup banyak, hal itu akan membunuh karena organ vitalnya, termasuk otak yang akan mengalami pendarahan.

Seseorang harus disengat berulang kali agar mendapatkan efek yang berbahaya dan karena ulat suka berkumpul serta berkamufl ase dengan baik, hal tersebut bisa saja terjadi.

Baca juga: Katak Emas Bisa Membunuh Manusia dalam Waktu 3 Menit

Ilustrasi Lalat  1
Ilustrasi Lalat Foto: freepik.com/kuritafsheen77

4. Lalat Tsetse

Serangga yang sangat aneh dan berbahaya ini memberi makan larvanya dengan susu dan melahirkannya secara berurutan dan ditemukan di Afrika.

Lalat tsetse bertanggung jawab atas salah satu penyakit manusia yang paling mematikan, yaitu penyakit tidur.

Parasit penyebab penyakit tidur adalah Trypanosoma brucei dan subspesiesnya.

Lalat dapat menularkan parasit yang didapatnya dari inang yang terinfeksi atau dapat menularkan parasit yang menjadi parasit pada tubuhnya sendiri.

Penyakit tidur memerlukan waktu sekitar satu sampai tiga minggu untuk bereaksi.

Setelah seseorang digigit seseorang menjadi demam dan sakit kepala disertai nyeri sendiri dan gatal.

Mereka juga bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam.

Tahap kedua dapat terjadi bahkan berbulan-bulan setelah parasit menyerang sistem saraf orang tersebut.

Kemudian, pasien menjadi bingung dan susah tidur serta kehilangan keseimbangan.

Terkadang tahap pertama dan kedua menyatu, dan pasien memerlukan pemeriksaan tulang belakang untuk memberi tahu dokter di tahap mana mereka berada. Jika orang tersebut tidak diobati, mereka akan mengalami koma, mengalami kegagalan organ, dan meninggal.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved