Berita Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Dinilai Melambat

Angka pertumbuhan ekonomi di indonesia di nilai melambat menjadi 5,05 persen pertahunan pada kuartal II-2024.

|
Kontan.co.id/ Cheppy Muchlis
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati 

PROHABA.CO - Angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia di nilai melambat menjadi 5,05 persen pertahunan pada kuartal II-2024.

Sri Mulyani menilai meskipun melambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih di anggap positif.

"BPS menyampaikan growth di kuartal kedua yang cukup baik, yang masih cukup baik," kata dia di Istana Negara, Jakarta. Dikutip dari Kompas.com

Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah akan terus berupaya menjaga stabilitas pertumbuhan ini dengan menyiapkan kebijakan mengenai komsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), hingga perdagangan internasional.

Namun demikian, Sri Mulyani belum membeberkan kebijakan apa saja yang bakal diluncurkan pemerintah untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi pada sisa paruh kedua tahun 2024.

"Kita akan terus melihat faktor-faktor untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga pada tingkat antara 5,1 hingga bahkan mencapai 5,2 (persen)," ungkapnya.

"Tentu ini tidak mudah pada saat perekonomian global sekarang ini justru cenderung mengalami perlemahan dan fragmentasi," sambungnya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo: Ekonomi Hijau Peluang Besar Bagi Indonesia

Baca juga: Tantangan Ekonomi Global Makin Kompleks, Ketua Umum PBNU Minta Warga Aceh Segera Membuka Diri

Sebagai informasi, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan.

Laju pertumbuhan ekonomi pada periode April-Juni 2024 itu melambat dari kuartal I-2024 yang mencapai 5,11 persen secara yoy.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 juga lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Tercatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan.

"Pertumbuhan secara tahunan ini lebih rendah jika dibandingkan triwulan II-2023," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin.

Edy melaporkan, konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,62 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024.

Mengekor, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi berkontribusi 1,32 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kemudian, konsumsi pemerintah berkontribusi 0,10 persen, net ekspor berkontribusi 0,25 persen, dan sumber pertumbuhan ekonomi lainnya berkontribusi 0,76 persen.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved