Konflik Suriah

Perang, Israel Bombardir Suriah, Rebut Zona Penyangga di Dataran Tinggi Golan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan bahwa perjanjian perbatasan tahun 1974 dengan Suriah telah runtuh, seraya menambahkan

Editor: Muliadi Gani
REUTERS/AMIR COHEN
Para tentara Israel berdiri di atas tank, yang ditempatkan di dekat perbatasan antara Israel dengan Jalur Gaza, pada Minggu (16/8/2020).(REUTERS/AMIR COHEN) 

Pasukan UNDOF telah ditempatkan di zona penyangga tersebut sejak tahun 1974.

Pada hari Minggu, Netanyahu juga mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian peristiwa yang menyebabkan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.

"Ini adalah hari bersejarah dalam sejarah Timur Tengah," katanya, menurut laporan media Israel.

"Rezim Assad adalah mata rantai utama dalam poros kejahatan Iran, rezim ini telah jatuh."

"Ini adalah akibat langsung dari pukulan yang telah kami lakukan terhadap Iran dan Hizbullah, pendukung utama rezim Assad," kata Netanyahu.

Baca juga: Mengapa Perang Saudara di Suriah Berkobar Lagi dan Apa Dampaknya? Berikut Uraiannya

"Hal ini telah menciptakan reaksi berantai di seluruh Timur Tengah dari semua pihak yang ingin terbebas dari rezim yang menindas dan tirani ini," Netanyahu menambahkan, dengan mengatakan bahwa pelarian Assad dari Suriah membawa serta "peluang baru".

Ia mengatakan negaranya akan mengikuti kebijakan "tetangga yang baik" dan menawarkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Suriah sambil "menghindari" mengambil peran aktif dalam peristiwa internal.

"Ratusan anak Suriah lahir di sini, di Israel," katanya, seraya menambahkan bahwa negaranya mengulurkan tangan untuk perdamaian dengan Druze, Kurdi, Kristen, dan Muslim di Suriah.

Selama dua tahun terakhir, Israel telah melakukan banyak serangan terhadap Suriah, dengan mengklaim menargetkan aset militer Iran serta Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran di negara tersebut.

Serangan tersebut terutama difokuskan pada wilayah di sekitar Damaskus, Homs, Aleppo, dan provinsi Quneitra, terkadang mengganggu infrastruktur utama dan menyebabkan korban jiwa, termasuk beberapa kematian warga sipil.

Teka-teki Keberadaan Presiden Suriah Terjawab, Ternyata Bersembunyi di Rusia dengan Jaminan Suaka Kremlin

Saluran 1 Rusia mengutip Kremlin yang mengatakan bahwa suaka telah ditawarkan kepada Presiden Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad dan anggota keluarganya karena alasan kemanusiaan, dan dia saat ini berada di Moskow.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari Minggu bahwa Al-Assad meninggalkan negara itu setelah ia mengundurkan diri dari posisinya dan mengeluarkan perintah untuk menyerahkan kekuasaan secara damai.

Pernyataan itu mengatakan, "Sebagai hasil dari negosiasi antara Assad dan sejumlah peserta dalam konflik bersenjata di wilayah Republik Arab Suriah, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kursi kepresidenan dan meninggalkan negara itu, memberikan perintah untuk pemindahan kekuasaan secara damai".

Kementerian tidak menyebutkan keberadaan Assad saat ini dalam pernyataan itu, dan menegaskan bahwa Rusia tidak berpartisipasi dalam pembicaraan apa pun mengenai kepergiannya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved