Kriminal
Pertikaian Geng Narkoba di Ekuador Kembali Merenggut Nyawa, 22 Warga Sipil Tewas
Aksi tembak-menembak antara faksi-faksi dari geng Los Tiguerones telah menyebabkan setidaknya 22 warga sipil terbunuh
Penulis: Achmad Erfian Nabila | Editor: Muliadi Gani
PROHABA.CO - Aksi baku tembak di Kota Guayaquil, Ekuador menewaskan sedikitnya 22 orang, setelah aksi tembak-menembak antara faksi-faksi dari geng penyelundup narkoba pecah.
Kejadian ini menyoroti bagaimana semakin memburuknya situasi hukum dan ketertiban di Ekuador menjelang pemilihan presiden.
Tiga orang lainnya terluka dalam insiden ini, ujar polisi dalam sebuah pernyataan saat jumlah korban tewas meningkat dari 19 menjadi 22 pada hari Jumat kemarin.
Polisi mengatakan baku tembak meletus pada hari Kamis setelah faksi-faksi yang saling berlawanan dari sebuah geng bernama Los Tiguerones terjebak dalam pertikaian.
Surat kabar El Universo di Guayaquil menggambarkan kejadian ini sebagai sebuah pembantaian dan menambahkan bahwa geng-geng itu memperebutkan daerah teritorial.
Menurut surat kabar itu juga, beberapa rumah di distrik Socio Vivienda di kota itu menjadi sasaran dari 20 anggota geng bersenjata yang bertikai dan mengakibatkan kematian warga sipil.
Baca juga: 4,1 Ton Narkoba Disita Bareskrim Polri Dalam Waktu Dua Bulan, Ini Rincian Barang Buktinya
Baca juga: KRI Lepu-861 Amankan Kapal Bermuatan 12 Pekerja Migran Ilegal di Selat Malaka, 3 ABK Positif Narkoba
Gambar dan video yang diunggah di X menunjukkan beberapa pria bersenjata lengkap berlarian di sekitar distrik Socio Vivienda selama serangan itu.
Petugas medis juga terlihat bergegas membawa korban yang luka untuk mendapatkan perawatan darurat, sementara puluhan pasukan keamanan pemerintah dikerahkan ke daerah tersebut.
Insiden ini semakin menambah jumlah korban yang terbunuh di daerah tersebut dalam beberapa bulan terakhir menjadi lebih dari 400 orang, dilapor dari El Universo.
Ekuador Sebagai Sebuah Rumah bagi Kelompok Kriminal
Ekuador merupakan rumah bagi sekitar 20 geng kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba, penculikan, dan pemerasan, yang menimbulkan kekacauan di negara berpenduduk 18 juta jiwa yang terjepit di antara negara produsen kokain terbesar di dunia, Peru dan Kolombia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ekuador telah dilanda kekerasan di tengah penyebaran pengaruh kartel transnasional yang menggunakan pelabuhannya, seperti pelabuhan Guayaquil, untuk mengirim kokain ke Amerika Serikat dan Eropa.
Para ahli mengatakan geng-geng tersebut terus berkembang dan akan tumbuh lebih kuat dengan keuntungan yang mereka dapat dari aksi kejahatan yang mereka lakukan.
Guayaquil adalah salah satu dari tujuh provinsi yang memberlakukan keadaan darurat selama dua bulan terakhir saat pemerintah memerangi para gangster.
Bulan lalu, Kandidat Presiden Ekuador, Daniel Noboa, yang sedang mencalonkan diri kembali, mengatakan bahwa ia akan meminta negara-negara sekutu yang tidak disebutkan namanya untuk mengirim pasukan khusus guna membantunya melancarkan perlawanan ini.
Suami Istri di Ciputat Tangsel Aniaya Anaknya Hingga Meninggal |
![]() |
---|
Polres Pelabuhan Belawan Tangkap 2 Bandar Ganja 13 Kg, Dapat Pasokan dari Seseorang di Aceh |
![]() |
---|
Dua Wanita Meninggal Diduga Keracunan Miras di AR KTV Kediri, Polisi Selidiki Kasusnya |
![]() |
---|
Diduga Cemburu Chat WhatsApp, Suami Cekik Istri hingga Tewas di Lombok Tengah |
![]() |
---|
Gara-Gara Geber Motor, Pria di Simalungun Bacok Adik Kandungnya Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.