Kasus Pencabulan

Pimpinan Ponpes di Lombok NTB Cabuli 9 Santriwati, Pelaku Mengancam dan Menawarkan Nikah

kasus dugaan pencabulan dilakukan oleh oknum pimpinan di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Editor: Muliadi Gani
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
ILUSTRASI PELECEHAN - Santriwati di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan oknum pimpinan yayasan pondok pesantren (Ponpes) atas dugaan kekerasan seksual. Para korban berani speak up setelah menonton serial drama Malaysia berjulul Bidaah.  

PROHABA.CO -  kasus dugaan pencabulan dilakukan oleh oknum pimpinan di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pelaku pencabulan berinisial AF di duga mencabuli sembilan santriwatinya.

 Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, mengatakan, 9 korban merupakan korban pencabulan yang diduga dilakukan oknum pimpinan yayasan ponpes.

"Ya, ini total sudah 9 orang korban (melapor)," kata Joko.

Para korban kebejatan AF mulai membongkar kasus ini karena termotivasi oleh kisah serial 'Bidaah' asal Malaysia yang viral di media sosial.

Sebab, para korban merasa pengalamannya mirip seperti korban sang tokoh antagonis, Walid.

Kasus pencabulan santriwati di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) terungkap setelah korban menonton film Malaysia berjudul 'Bidaah' dengan tokoh utama bernama Walid.

Aksi pencabulan dilakukan pimpinan pondok pesantren berinisial AF dalam rentang waktu 2016 hingga 2023.

Para korban menilai tindakan AF seperti tokoh Walid dalam film, yakni menggunakan modus agama untuk melakukan pencabulan.

Perwakilan Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, meminta pelaku pencabulan dihukum mati atau penjara seumur hidup.

Sebanyak sembilan santriwati telah melapor dan lima di antaranya menjadi korban rudapaksa.

"Sejauh ini belum ada yang hamil," paparnya, Rabu (23/4/2025), dikutip dari TribunLombok.com.

Setelah mendapat kekerasan seksual, para korban diancam oleh pelaku.

"Ada oknum-oknum yang mencoba mengancam (korban), ada juga yang mencoba menawarkan untuk dinikahkan dan dibiayai," imbuhnya.

Kini, pihaknya sedang mengupayakan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Sanksi dan Korban (LPSK).

Menurutnya, pengawasan dari Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) NTB terhadap kegiatan ponpes sangat kurang.

"Ini sebenarnya menujukan bahwa Kanwil Kemenag NTB gagal untuk mengelola Ponpes di NTB, sehingga desakan dari kami (Aliansi) untuk mengganti Kakanwil Kemenag NTB," tuturnya.

Baca juga: Santriwati di Aceh Utara Dirudapaksa Perawat Saat Berobat, Korban Histeris saat Alat Vital Diraba

Baca juga: Sakit Hati Dimutasi, Oknum Guru SMP di Kepahiang Bengkulu Aniaya Kepsek Pakai Cairan Alkohol

Kasus pelecehan santriwati mendapat sorotan dari Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal yang menemui para korban.

Lalu Muhammad Iqbal menangis saat mendengar cerita korban yang masih di bawah umur.

"Semua kita akan coba tracing, baik yang masih mondok maupun yang sudah keluar, harus kita bantu," sambungnya.

Joko berjanji akan menjaga kerahasiaan identitas para korban yang mengalami trauma atas tindakan pelaku.

Menurut Joko, Gubernur NTB tak perlu menutup ponpes lantaran tindakan pencabulan dilakukan oleh oknum.

"Yang bersangkutan (pelaku) juga sudah dikeluarkan dari ponpes," lanjutnya.

Modus Pelaku

Joko Jumadi mengatakan modus yang digunakan pelaku yakni menjanjikan dapat membuat suci rahim korban.

"Kelak santriwati tersebut dijanjikan akan melahirkan anak yang menjadi seorang wali," imbuhnya.

Menurutnya, sebagaian korban dirudapaksa dan sebagian mengalami pencabulan.

"Artinya yang dicabuli ini tidak mau untuk disetubuhi," terangnya.

Pihak ponpes yang mendegar adanya laporan kasus pencabulan meminta klarifikasi ke korban.

Sejumlah saksi telah diperiksa dan penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Baca juga: Oknum Kiai di Nganjuk Cabuli 4 Santriwati Masih Bawah Umur, Ada yang Kakak-Adik

Baca juga: Dilaporkan Cabuli Santriwati, Pimpinan Ponpes di Serang  Ditangkap saat Sembunyi di Plafon Rumah

Baca juga: 10 Adegan Warnai Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Santri di Pijay

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 9 Santriwati Dicabuli Pimpinan Ponpes di Lombok, Pelaku Mengancam dan Menawarkan Nikah, 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved