Egg Freezing

Luna Maya Pilih Egg Freezing di Usia Muda, Inilah Fakta, Risiko, dan Biayanya di Indonesia

Pembekuan sel telur atau dikenal dengan istilah egg freezing merupakan prosedur yang semakin umum dilakukan oleh perempuan yang ingin menunda kehamila

Penulis: Amelia Puspa Trinanda | Editor: Jamaluddin
Canva Premium
ILUSTRASI EGG FREEZING - Ilustrasi Egg Freezing diambil dari aplikasi Canva Premium pada Kamis (8/5/2025). Luna Maya memilih melakukan Egg Freezing di Usia Muda. Berikut ini fakta, risiko, dan biayanya di Indonesia. 

Namun sebelum menjalani prosedur ini, penting untuk memahami berbagai aspek yang terlibat, mulai dari persiapan, tahapan prosedur, hingga perkiraan biayanya

PROHABA.CO - Pembekuan sel telur atau dikenal dengan istilah egg freezing merupakan prosedur yang semakin umum dilakukan oleh perempuan yang ingin menunda kehamilan. 

Alasan utamanya bisa beragam, mulai dari keinginan untuk memfokuskan diri pada aspek lain dalam kehidupan, seperti karier atau pencarian pasangan yang tepat, hingga kesiapan fisik dan emosional untuk menjadi seorang ibu di waktu yang dirasa lebih tepat.

Salah satu selebritas yang menjalani prosedur ini adalah Luna Maya pada tahun 2021 lalu. 

Saat itu, ia memutuskan untuk melakukan pembekuan sel telur karena merasa belum menemukan pasangan hidup, tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang ibu di masa depan.

Namun sebelum menjalani prosedur ini, penting untuk memahami berbagai aspek yang terlibat, mulai dari persiapan, tahapan prosedur, hingga perkiraan biayanya. 

Terlepas dari alasan di balik keputusan tersebut, menyimpan sel telur memberikan kesempatan untuk mempertahankan potensi kesuburan dengan memanen sel telur di usia yang lebih muda saat kualitas dan jumlahnya masih optimal.

Fakta Pembekuan Sel Telur/Egg Freezing

Dilansir dari laman hellosehat, meskipun rahim wanita dapat terus memproduksi sel telur hingga memasuki masa menopause, kualitas sel telur akan menurun seiring bertambahnya usia atau akibat kondisi kesehatan tertentu. 

Karena itu, usia 20 hingga 30 tahun dianggap sebagai periode ideal karena pada rentang inilah kualitas sel telur berada pada tingkat terbaik.

Seiring bertambahnya usia, peluang kehamilan pun menurun dan risiko komplikasi meningkat. 

Untuk mengantisipasi hal ini, pembekuan sel telur atau egg freezing menjadi salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan. 

Prosedur ini bertujuan untuk menjaga kualitas sel telur, sehingga dapat digunakan di masa mendatang sesuai dengan kesiapan fisik, emosional, maupun situasi kehidupan lainnya.

Peluang Keberhasilan Hamil Melalui Egg Freezing

Peluang terjadinya kehamilan melalui sel telur yang dibekukan diperkirakan berada di kisaran 16–60 persen. 

Namun, angka pasti keberhasilannya masih terus diteliti, mengingat egg freezing merupakan metode yang relatif baru dan data jangka panjangnya masih terbatas.

Ada berbagai faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan prosedur ini, namun dua yang paling utama adalah usia saat pembekuan dilakukan serta jumlah sel telur yang berhasil dibekukan. 

Secara umum, peluang kehamilan akan menurun jika pembekuan dilakukan setelah usia 35 tahun.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa keberhasilan kehamilan tidak hanya bergantung pada kualitas sel telur, tapi juga pada kualitas sperma yang digunakan saat proses pembuahan berlangsung.

Prosedur Pembekuan Sel Telur/Egg freezing

Masih dilansir dari laman hellosehat, egg freezing bukanlah prosedur yang bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan. 

Prosesnya memerlukan waktu beberapa minggu hingga bulan, karena melibatkan sejumlah tahap persiapan medis yang penting.

Sebagai langkah awal, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan reproduksi. 

Pemeriksaan ini dapat mencakup Pap smear, tes hepatitis dan HIV, skrining infeksi klamidia, hingga pengukuran kadar hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang berperan penting dalam produksi sel telur.

Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda siap menjalani prosedur, tahap selanjutnya adalah stimulasi hormon. 

Proses ini mirip dengan tahapan dalam program bayi tabung (IVF), di mana Anda akan mendapatkan suntikan hormon selama beberapa hari untuk merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur dalam satu siklus.

Menurut laman Johns Hopkins Medicine, yang dilansir dari laman hellosehat, dokter biasanya akan memberikan suntikan hormon sebanyak 2–3 kali dalam rentang waktu 10–12 hari untuk merangsang ovarium menghasilkan banyak sel telur. 

Selama periode ini, Anda akan menjalani beberapa pemeriksaan, termasuk USG sebanyak 4–6 kali dan tes darah rutin, untuk memantau perkembangan folikel dan kualitas sel telur.

Begitu sel telur mencapai kematangan, dokter akan mengambilnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan melalui vagina. 

Jarum ini dilengkapi dengan alat vakum di ujungnya untuk menarik sel telur keluar dari folikel. 

Setelah itu, sel telur yang berhasil diambil akan ditempatkan dalam tabung reaksi, yang selanjutnya dibekukan menggunakan teknik vitrifikasi.

Sampai saat ini, tidak ada batasan 'masa kedaluwarsa' untuk umur simpan sel telur yang dibekukan. 

Ketika Anda siap untuk menggunakan sel telur tersebut, sel telur akan dicairkan dan dibuahi melalui prosedur injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI), di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur untuk pembuahan.

Menurut UCLA Health, sel telur yang dibuahi akan dipantau selama 3–5 hari sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam rahim untuk proses implantasi.

Namun, seperti prosedur medis lainnya, pembekuan sel telur juga memiliki beberapa risiko efek samping. 

Beberapa di antaranya termasuk sindrom hiperstimulasi ovarium, infeksi, dan perdarahan saat pengambilan sel telur.

Meskipun demikian, tidak ada perbedaan signifikan antara bayi yang lahir dari sel telur beku dengan bayi yang lahir melalui pembuahan alami atau prosedur bayi tabung lainnya. 

Walaupun metode ini menjanjikan peluang untuk memiliki anak di masa depan, penting untuk dicatat bahwa keberhasilannya tidak dapat dijamin 100 persen. 

Karena itu, konsultasi medis yang mendalam sangat disarankan sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur egg freezing.

Risiko dan Efek Samping

Meskipun prosedur egg freezing dapat memberikan peluang untuk memiliki anak di masa depan, ada beberapa ketidaknyamanan dan risiko yang perlu dipertimbangkan. 

Dilansir dari laman halodoc, ketidaknyamanan biasanya terjadi selama periode injeksi hormon dan setelah pengambilan sel telur. 

Proses ini memang memiliki risiko tersendiri, salah satunya adalah Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS), yang dapat menyebabkan pembesaran ovarium, kebocoran cairan ke dalam rongga perut, dan gangguan keseimbangan elektrolit.

Menurut beberapa penelitian, wanita yang berusia di bawah 35 tahun cenderung lebih rentan mengalami efek samping selama prosedur ini. 

Wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti sindrom polikistik ovarium (PCOS), atau mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) rendah, juga lebih berisiko mengalami komplikasi.

Selain itu, prosedur ini juga bisa meningkatkan stress yang dapat diperburuk oleh penggunaan obat hormon selama stimulasi ovarium. 

Efek samping lainnya meliputi iritasi kulit di area tempat injeksi obat hormon. 

Salah satu komplikasi langka yang bisa terjadi adalah torsi ovarium, di mana ovarium berputar dengan sendirinya, mengganggu suplai darah, dan menyebabkan rasa sakit yang sangat intens.

Biaya Pembekuan Sel Telur/Egg Freezing di Indonesia

Biaya prosedur egg freezing dapat bervariasi tergantung pada tempat dan fasilitas kesehatan yang Anda pilih. 

Meskipun demikian, prosedur medis ini memerlukan biaya yang cukup besar.

Dilansir dari laman halodoc, di Indonesia, kisaran biaya terendah untuk menjalani pembekuan sel telur dapat dimulai dari sekitar Rp 44 juta. 

Namun, perlu dicatat bahwa angka ini dapat berubah tergantung pada fasilitas dan layanan yang diberikan. Selain itu, biaya tersebut belum termasuk biaya penyimpanan sel telur yang biasanya dikenakan setiap bulan. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved