PROHABA.CO, BANDUNG - Polisi menangkap lima orang yang terlibat dalam sindikat pemalsu Kartu Prakerja.
Kelima orang yang diringkus berinisial AP, AE, RW, WG, dan BY.
Nama terakhir yang disebut bertugas sebagai peretas utama atau main hacker. AP, AE, RW, WG dibekuk Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat di salah satu hotel di Jalan Kebon Kawung, Kota Bandung.
Adapun BY dicokok di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Berikut Kompas.com merangkum fakta-fakta tentang komplotan pemalsu Kartu Prakerja ini.
Polisi menyamar ke grup Telegram sindikat jual beli data Lihat Foto Telegram menyediakan berbagai fitur untuk menjaga privasi.
Untuk mengungkap kasus ini, polisi menyamar dengan masuk ke grup Telegram sindikat jual beli data.
Dari situlah, polisi memperoleh petunjuk soal komplotan tersebut.
Baca juga: Pria asal Bireuen Nekat Palsukan Ijazah FK USK, 11 Tahun Jadi Dokter Gadungan
Direktur Reskrimsus Polda Jabar Kombes Pol Arief Rachman mengatakan, pengungkapan kasus ini bermula dari informasi kebocoran data kependudukan.
Data-data tersebut disalahgunakan dan diperjualbelikan secara bebas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Ditambah banyaknya kebocoran data dan distribusi penyaluran dana prakerja, sehingga Unit 3 Subdit 1 melakukan patroli cyber dan penyelidikan," ujarnya, Sabtu (4/12).
Data dicuri dari situs BPJS Ketenagakerjaan Komplotan pembuat Kartu Prakerja fiktif ini mendapatkan data-data penting dari situs BPJS Ketenagakerjaan.
Arief menjelaskan, peretas melakukan akses ilegal, pencurian data, hingga otoritas ilegal di situs BPJS Ketenagakerjaan.
Pelaku mengakses data kependudukan dengan cara scraping (mengekstraksi data dari suatu situs) secara acak.
"Data kependudukan ini didapatkan dari website BPJS ketenagakerjaan, bukan dari server utama yang ada di Dukcapil (Kependudukan Catatan Sipil)," ucapnya di Markas Polda Jabar, Senin (6/12).
Baca juga: Palsukan Surat Tanah, Pensiunan PNS Divonis 8 Bulan Penjara